Cerita Mahasiswa Kurang Mampu Asal Aceh dan NTB Bisa Kuliah Gratis di UGM
Universitas Gadjah Mada (UGM) setiap tahunnya menerima lebih dari 10 ribu mahasiswa baru.
universitas gadjah mada (ugm)![Cerita Mahasiswa Kurang Mampu Asal Aceh dan NTB Bisa Kuliah Gratis di UGM](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/6/7/1717753615867-09zer.jpeg)
Universitas Gadjah Mada (UGM) setiap tahunnya menerima lebih dari 10 ribu mahasiswa baru.
![Cerita Mahasiswa Kurang Mampu Asal Aceh dan NTB Bisa Kuliah Gratis di UGM](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/7/1717753589994-vbv0w.jpeg)
Cerita Mahasiswa Kurang Mampu Asal Aceh dan NTB Bisa Kuliah Gratis di UGM
Dari jumlah tersebut lebih dari 30 persen berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi.
Salah satu mahasiswa yang mengalami keterbatasan ekonomi adalah Muhammad Arifin Ilham (19). Mahasiswa Hubungan Internasional Fisipol UGM asal Aceh ini menceritakan perjuangannya untuk bisa kuliah di UGM tidaklah mudah.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Apa itu UTBK? UTBK adalah ujian atau tes yang bisa Anda ambil untuk masuk ke perguruan tinggi pilihan. UTBK adalah singkatan dari Ujian Tulis Berbasis Komputer, yang berarti Anda akan menggunakan perangkat komputer selama ujian, dan bukan dengan pensil serta lembar jawaban.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Mengapa Vu Minh Anh memilih UGM? “UGM menjadi universitas yang direkomendasikan karena dianggap sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang membuka program beasiswa,” ujar Vu Minh dikutip dari Ugm.ac.id.
-
Bagaimana Ilham diterima di UGM? Ilham berhasil diterima di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNPB) 2023 di Prodi Hubungan Internasional.
Arifin menyebut keterbatasan ekonomi yang dialaminya tak membuat dirinya putus semangat. Arifin mengaku sejak SMP dirinya sudah bercita-cita merantau ke Yogyakarta dan menjadi mahasiswa UGM.
“Saya mengetahui UGM itu dari TV. Sejak SMP saya sudah tertarik untuk mengejar kuliah di UGM,” ujar Arifin, saat ditemui di Kampus UGM, Rabu (5/6).
Untuk mengejar impiannya menjadi mahasiswa UGM, Arifin semasa SMA aktif mengikuti berbagai kompetisi dan olimpiade sains tingkat nasional. Kemampuan itu terus ia asah untuk meyakinkan orang tua bahwa ia bisa berkuliah di luar daerah.
“Banyak yang bilang saya ini punya kemampuan kenapa tidak dicoba saja ke UGM. Saya juga coba yakinkan orang tua bahwa banyak loh beasiswa di UGM,” ucap anak pertama dari tiga bersaudara tersebut.
Arifin mengaku awalnya ia kurang mendapat dukungan dari orang tua untuk kuliah di UGM. Salah satu pertimbangannya adalah kuliah di luar kota seringkali memakan banyak biaya. Apalagi melihat UGM sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia.
- Pematangan Pokok UU Terkait IKN Disambut Baik Masyarakat Kalimantan Timur
- Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen
- Cerita Lengkap Kesaksian Mahasiswa Indonesia yang Jadi Korban Penipuan Magang di Jerman
- Perjuangan Anak Buruh Ukir Kayu Raih Beasiswa hingga Lulus S2 di UGM, Sempat Dicemooh Tetangga karena Ekonomi Pas-pasan
- Viral Pengunjung Pantai Kuta Ngaku Kehilangan Helm 14 Kali
- Sahroni Absen Jadi Saksi SYL di Sidang Hari Ini
Berbekal keyakinan dan ketekunan, Arifin pun kemudian mendaftar prodi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) tahun 2023 lalu dan berhasil diterima di UGM.
Keterbatasan ekonomi yang dirasakan Arifin tak menjadi penghalang dirinya mengejar impiannya. Arifin mengaku merasa sangat terbantu dengan adanya beasiswa di UGM.
Selain beasiswa KIP-K, Arifin juga mendapat bantuan pendidikan dari Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Aceh. Saat ini pun Arifin aktif di banyak kegiatan. Termasuk salah satu Model United Nation (MUN) di Singapura, membuat artikel di Institute of International Studies (IIS) UGM, dan lain-lain
Selain Arifin, Ramzy Oansa Ilham (19) asal Rumbug, Lombok Timur, Rumbuk, Nusa Tenggara Barat juga membagikan pengalamannya berjuang untuk melanjutkan pendidikan tinggi kuliah di UGM pada tahun 2023 lalu.
Ramzy mengungkapkan tim dari UGM pernah berkunjung ke rumahnya selaku penerima beasiswa KIP-K. Ayahnya bekerja sebagai satpam outsourcing di salah satu kantor milik pemerintah.
Keluarga Ramzy mengontrak rumah bedeng di gang sempit. Berdinding papan yang sudah lusuh dan sudah dimakan rayap, namun tetap tidak mengendurkan semangat Ramzy selalu berprestasi di kelas.
Meski hanya mengandalkan sebuah meja belajar kecil di sudut kamar yang digunakan secara bergantian dengan adik laki-lakinya, Ramzy selalu tekun belajar demi menggapai cita-cita mengenyam kuliah di perguruan tinggi ternama.
Ramzy punya alasan memilih masuk Fakultas Hukum UGM. Berawal dari fenomena sosial yang ia lihat di lingkungannya dimana banyak sekali masyarakat menengah ke bawah yang kesulitan mendapatkan bantuan hukum.
“Sebenarnya saya ingin masuk ke dunia politik, tapi ingin belajar hukum dulu supaya nanti kalau sudah masuk politik bisa jadi orang yang benar secara hukum,” urai Ramzy.
Ramzy memilih UGM sebagai kampus tujuan karena dianggap bisa mendukung perkembangan karirnya kelak. Baginya, tempat di mana ia belajar saat ini adalah titik yang menentukan dirinya di masa depan.
“Banyak yang bilang kenapa nggak kuliah di daerah aja. Tapi kita kan nggak mau jadi katak dalam tempurung, kita ingin keluar dari zona nyaman,” terang Ramzy.
Meskipun berasal dari keluarga kurang beruntung secara ekonomi, Ramzy mengaku tidak pernah merasa minder dengan teman-temannya di kampus. Satu hal penting untuk diterapkan di lingkungan perkuliahan adalah bagaimana seseorang dapat melakukan sesuatu sesuai kapasitasnya.
Ramzy menegaskan, bahwa kondisi ekonomi bukanlah suatu penghambat seseorang untuk berkarya. Selama ia bisa melakukan yang terbaik dalam setiap langkah kehidupannya, Ramzy tidak akan merasa tertinggal dibanding teman-temannya.
“Jangan pernah membandingkan diri sendiri dengan orang lain, selama kita belum berusaha dengan semaksimal mungkin untuk berkompetisi dan memberikan potensi kita yang terbaik,” pesan Ramzy.
Ramzy menambahkan untuk diterima menjadi mahasiswa UGM memang tidak mudah karena harus bersaing dengan banyak siswa lainnya dari seluruh Indonesia.
"Selalu ada jalan dan kesempatan yang terbuka luas bagi siapa saja, dan upaya tersebut akan sebanding dengan apa yang akan didapatkan ketika sudah kuliah di UGM," tutup Ramzy.