Romantis, Momen Sepasang Suami Istri Bersama-sama Dikukuhkan jadi Guru Besar UGM
Pengukuhan dilakukan di Balai Senat, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa (23/4).
Sepasang suami istri ini adalah Prof. Dr. Tata Wijayanta dan Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu.
Romantis, Momen Sepasang Suami Istri Bersama-sama Dikukuhkan jadi Guru Besar UGM
Ada pemandangan tak biasa di Balai Senat, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa (23/4). Sepasang suami istri yang merupakan dosen di UGM dikukuhkan menjadi Guru Besar.
Sepasang suami istri ini adalah Prof. Dr. Tata Wijayanta, S.H., M. Hum dari Fakultas Hukum dan Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu, M.P dari Fakultas Kehutanan UGM. Keduanya secara berurutan menyampaikan pidato pengukuhannya di Balai Senat UGM.
Sang suami, Prof. Tata mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan pidato pengukuhannya. Prof. Tata menyampaikan pidato berjudul Balai Harta Peninggalan sebagai Kurator Publik dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan Kepailitan: Peluang dan Tantangan.
Prof. Tata di akhir pidatonya menyampaikan bahwa meraih jabatan Guru Besar merupakan proses yang panjang. Bagi Prof. Tata, menjadi Guru Besar ini bukan hanya capaian akademik, namun juga refleksi atas perjuangan yang tidak terwujud tanpa bantuan dan pengorbanan banyak pihak, termasuk dari dukungan istrinya.
Prof Tata bercerita, harus menunggu selama 10 tahun untuk dapat dikukuhkan menjadi Guru Besar bersama sang istri. Meski selama kurun waktu itu, pihak Dekanat selalu mengingatkan dirinya untuk segera melaksanakan pidato pengukuhan.
Meski demikian Prof Tata mengaku tetap kukuh dan bersabar seraya menunggu sampai istrinya mendapat gelar Profesor. Hingga akhirnya pada Selasa (23/4) dirinya bisa dikukuhkan menjadi Guru Besar bersamaan dengan sang istri.
“Saya bersyukur, pada hari ini pidato pengukuhan Guru Besar ini dapat saya lakukan,” Prof Tata.
Momentum pengukuhan sepasang suami istri ini menjadi Guru Besar UGM semakin spesial karena di hari itu bersamaan dengan hari ulang tahun Prof Sri Rahayu.
“Tentunya secara khusus juga saya ucapkan pada momen yang sangat berbahagia ini, Selamat Ulang Tahun, sehat, sukses dan selalu bermanfaat bagi sesamanya,” ucap Prof Tata.
Usai Prof Tata menyampaikan pidato pengukuhannya, setelahnya sang istri yaitu Prof Sri Rahayu mendapatkan giliran menyampaikan pidatonya.
Prof Sri Rahayu menyampaikan pidato pengukuhan tentang peran patologi hutan di tengah perubahan iklim global. Menurut Sri, terdapat ratusan jenis patogen yang berinteraksi dengan ekosistem hutan tanaman.
Menurut Prof Sri Rahayu adanya perbedaan tingkat pengetahuan tentang fisiologi, siklus hidup dan iklim yang mendukung perkembangan patogen sehingga menjadi tantangan bagi para ahli penyakit hutan. Sementara daftar spesies patogen secara khusus telah ditangani oleh para peneliti jumlahnya masih sangat sedikit.
“Perubahan iklim global akan terus terjadi termasuk juga di Indonesia, maka resiko akan terjadi outbreak penyakit hutan semakin meningkat potensinya. Permasalahan ini sangat kompleks dan perlu ditangani secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai pihak terkait,” tegas Prof Sri Rahayu.
Di akhir pidatonya, Prof Sri Rahayu tidak lupa juga menyampaikan ungkapan rasa terima kasih dan perasaan cintanya pada sang suami atas dukungan yang telah diberikan dengan berjuang bersama-sama dari awal.
"Terima kasih selalu memberikan doa dukungan dan kasih sayang dan cintanya selama ini. Sehingga saya berada pada tahap pencapaian ini. Semoga kita menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa," pungkas Prof Sri Rahayu.