7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa
Makam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Salah satunya keturunan Sunan Giri
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa
Banyak sumber menyebut penyebaran agama Islam di Kabupaten Sidoarjo berawal dari Masjid Al-Abror yang terletak di kampung Kauman Jalan Gajahmada Kabupaten Sidoarjo, atau berada di belakang pertokoan Matahari Gajahmada.
-
Bagaimana Islam masuk ke Sidoarjo? Mengutip situs resmi Pemkab Sidoarjo, masuknya Islam ke Sidoarjo diperkirakan setelah kedatangan Sunan Ampel ke Ampel Denta Surabaya.
-
Apa saja yang menunjukkan Sidoarjo penting bagi Islam? Keberadaan lebih dari 5.000 masjid dan musala di Kabupaten Sidoarjo menandakan bahwa daerah ini merupakan kawasan penting bagi perkembangan islam di Jawa Timur.
-
Siapa saja yang tinggal di Sidoarjo? Penduduk kabupaten ini berjumlah 2.033.764 jiwa pada tahun 2021.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Mengapa Syekh Nurjati menyebarkan Islam? Setelah ilmunya dirasa cukup, ia kemudian memulai misinya untuk mengenalkan ajaran Islam.
-
Bagaimana Syekh Siti Jenar menyebarkan ajarannya? Setelah itu ia tinggal di Jepara dan mendirikan pondok pesantren.
Pendiri Masjid
Mengutip situs digilib.uinsa.ac.id, masjid ini didirikan pada tahun 1678. Berdirinya masjid ini tak lepas dari peran empat ulama yang kini makamnya ada ada di bagian depan masjid. Mereka adalah Mbah Mulyadi, Mbah Badriyah, Mbah Sayid Salim, dan Mbah Musa. Keempat pria alim ini bersama sama membangun Masjid Al-Abror.
Penyebaran Islam di Desa Lebo
Terpisah dari sejarah Masjid Al Abror, Desa Lebo di Kecamatan Sidoarjo juga memiliki sejarah perkembangan Islam yang kuat di Kabupaten Sidoarjo. Terbukti terdapat makam ulama keturunan Sunan Giri yang dimakamkan di desa tersebut. Ulama itu adalah Pangeran Lebo bin Sunan Prapen bin Sunan Dalem bin Sunan Giri alias Sayyid Muhammad Ali Muzayyid.
Ulama SidoarjoPangeran Lebo
Sosok Sayyid Muhammad Ali Muzayyid dipercaya sebagai leturunan Sunan Giri yang melakukan dakwah Islam di Desa Lebo, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo. Makamnya pun ada di pemakaman umum desa dan berbaur dengan warga biasa.
Sebelum dibangun seperti sekarang, makam Sayyid Ali tak ubahnya makam warga biasa.
"Kami bangun makam Sayyid Ali sebagai tonggak semangat lintas generasi memakmurkan Sidoarjo mental dan spiritualnya," ujar Bupati Sidoarjo, Gus Muhdlor.
Adapun Kiai Muhdlor berasal dari Rembang. Ia merupakan suami dari Nyai Syamsiah, putri Mbah Ahmad Musthofa Mujarrod. Kiai Mukhdlor juga dimakamkan di Desa Lebo.
R.M. Lutfi Ghozali yang menyebut dirinya Sarjana Kuburan (Sarkub) mengungkapkan, Kiai Mishbah memiliki nama lain Kiai Penang. Sosoknya berhasil memiliki keturunan-keturunan berkualitas.
Proses Penemuan Makam
Penemuan makam Sayyid Muhammad Ali Muzayyid diketahui saat Lutfi Ghozali diajak Kiai Ali Masyhuri ziarah ke makam wali besar yang berada di makam Islam Desa Lebo. Makam wali besar yang dimaksud ialah makam sesepuh Kiai Ali Masyhuri atau Gus Ali, Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo. Makam yang dimaksud Gus Ali adalah makam Kiai Dasuki dan Kiai Mishbah yang letaknya berdampingan.
"Saya lupa mana yang makamnya Kiai Dasuki, mana yang Kiai Mishbah. Beliau-beliau ini wali besar," ucap Gus Ali.