Mengenal Desa Wisata Leuwimunding yang Baru Diresmikan Kemenparekraf, Ada Makam Pendiri Nahdlatul Ulama
Di Kecamatan Leuwimunding terdapat 12 pesantren, 16 masjid, dan juga 378 musala sebagai penunjang destinasi religi
Di Kecamatan Leuwimunding terdapat 12 pesantren, 16 masjid, dan juga 378 musala sebagai penunjang destinasi religi
Mengenal Desa Wisata Leuwimunding yang Baru Diresmikan Kemenparekraf, Ada Makam Pendiri Nahdlatul Ulama
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan desa wisata religi di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa (23/7) lalu.
Kawasan ini memang telah lama dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat, melalui tokoh ikoniknya bernama K.H Abdul Chalim yang dimakamkan di Kecamatan Leuwimunding.
-
Siapa yang mengembangkan Desa Lemukih jadi desa wisata? Salah satu anggota Bumdes Lemukih, Ketut Susila menyampaikan, bahwa Desa Lemukih kini sedang mengembangkan Air Terjun Bengbengan.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Dimana Mbah Mulyadi mendirikan masjid? Pada 1674, Mbah Mulyadi mendirikan masjid di Kampung Jetis dan diberi nama Masjid Jamik Al-Abror.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Dimana Mbah Muljadi mendirikan masjid? Masjid yang berada di samping mal ini merupakan pusat penyebaran Islam di Kota Lumpur Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo.
-
Siapa yang berhasil mengislamkan penduduk di Desa Lemahireng? Pada akhirnya, Nyai Basyaruddin berhasil meluluhkan hati para penganut ilmu hitam.
K.H Abdul Chalim sendiri dikenal sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Jawa Barat.
Ia kemudian turut memperjuangkan berdirinya organisasi tersebut untuk mewadahi kemaslahatan antar umat. Kemudian, dirinya juga menjadi salah satu pejuang kemerdekaan melalui kegiatan dakwah dan masih satu keturunan dengan Sunan Gunung Jati.
Sisi ketokohan Abdul Chalim menjadi salah satu penguat jika Kecamatan Leuwimunding merupakan basis para santri yang tak tinggal diam kala pasukan Belanda menyerang.
Selain Abdul Chalim, terdapat makam tokoh lain di sana sehingga makin menguatkan posisi wilayah tersebut sebagai destinasi sejarah dan religi dengan cerita perjuangan di masa silam. Berikut informasinya.
Ada Ratusan Pesantren, Musala hingga Masjid
Kota santri agaknya cocok disematkan kepada Kecamatan Leuwimunding lantaran terdapat ratusan tempat ibadah berupa 12 pesantren, 16 masjid, dan juga 378 musala.
Di sepanjang jalan, nuansa Islami begitu kental dengan banyaknya para santri yang beraktivitas.
Selain itu, di Leuwimunding juga banyak terdapat spot untuk belajar kebudayaan khas Sunda.
Mengutip Disparbud Jabar, dengan dilengkapi kondisi geografis pegunungan, makin membuat keindahan di desa tersebut.
Terdapat Makam Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)
Daya tarik utama dari Leuwimunding adalah keberadaan makam para ulama, salah satunya K.H Abdul Chalim.
Beliau kemudian mendirikan sejumlah pesantren dan mengenalkan agama Islam, terutama di wilayah Majalengka.
Karena pengaruhnya yang cukup kuat, sejumlah warga dari luar kota kerap mendatangi Leuwimunding untuk napak tilas di masa silam.
Saat ini, telah dibangun tugu di dekat alun-alun Leuwimunding sebagai penghormatan warga atas jasanya
Perlawanan Abdul Chalim Terhadap Penjajah
Sejak kecil, Abdul Chalim sudah dekat dengan lingkungan ulama dan para santri lantaran menimba ilmu di banyak pesantren wilayah Majalengka. Setelahnya, Ia juga berkesempatan bersekolah ke Hijaz, Mekkah, Arab Saudi pada 1913.
Hijaz memang telah banyak dijadikan sebagai rujukan para ulama di Nusantara, kyai-kyai keturunan Sunan Gunung Jati, dan ulama-ulama lainnya di Jawa juga banyak belajar di Hijaz
Ia juga banyak berjejaring dengan ulama di hampir seluruh pulau Jawa, mulai dari Mojokerto sampai Surabaya, dan didukung oleh sejumlah ulama besar untuk turut berkontribusi di Nahdlatul Ulama.
Dari sana, ia mampu memobilisasi dan menyusun strategi pergerakan kaum santri bernama Hizbullah untuk bergerak menghalau Belanda.
Siap Dikembangkan Sebagai Wisata Terintegrasi
Sementara itu, Pj Bupati Majalengka mengatakan bahwa Abdul Chalim telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Surat Kementerian Sekretariat Negara RI Nomor R-09/KSN/SM/GT.02.00/11/2023 tanggal 3 November 2023,
Sebagai upaya lanjutan, pihaknya siap mengembangkan Leuwimunding sebagai destinasi religi melalui penambahan fasilitas. Selain itu, pihaknya juga siap menghubungkan wisata kreatif di Jatiwangi dan Kawitwangi.
“Semoga keberadaan Desa Wisata Religi Leuwimunding akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan bisa berlama-lama di Kabupaten Majalengka. Karena selain berziarah di makam KH Abdul Chalim, wisatawan juga bisa menikmati keindahan bentang alam, sehingga wisatanya mencakup lahir dan batin,” tambahnya
Makam Ulama Lainnya
Selain Abdul Chalim, di Leuwimunding juga terdapat makam Habib Abdullah bin Ali bin Hasyim bin Yahya.
Ia merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di Majalengka yang juga dikenal dengan nama Mbah Rono.
Banyaknya lokasi ibadah, dengan dua makam tokoh Islam di Jawa Barat yang memiliki pengaruh besar, membuat Leuwimunding sangat mungkin dikembangkan menjadi wisata religi bersamaan dengan Cirebon.