Pemilu di Cirebon Ternyata Lebih Tua dari Pemilu di Amerika Serikat, Ini Fakta Sejarahnya
Salah satu desa di Jabar ternyata lebih dulu menggelar pemilu sebelum Amerika Serikat pertama kali menyelenggarakan pemilu pada tahun 1774.
Pemilu itu telah dilakukan pada tahun 1604 Masehi.
Pemilu di Cirebon Ternyata Lebih Tua dari Pemilu di Amerika Serikat, Ini Fakta Sejarahnya
Pada tahun 2024 nanti, Indonesia akan menyelenggarakan hajat pesta demokrasi. Rakyat akan diberi kesempatan untuk memilih pemimpin terbaik yang layak memimpin bangsa melalui pemilu.
Kiblat demokrasi dunia saat ini berada di Amerika Serikat. Mereka telah menyelenggarakan pemilu sejak tahun 1774.
Namun di salah satu desa di Indonesia, tepatnya di daerah Cirebon, Jawa Barat, pemilu di sana ternyata telah ada ratusan tahun sebelum Amerika Serikat pertama kali menyelenggarakan pemilu.
-
Bagaimana sistem pemilu di Indonesia berubah dari waktu ke waktu? Sistem pemilu di Indonesia telah mengalami perubahan dari masa ke masa. Pada awalnya, Indonesia menerapkan sistem pemilu proporsional tertutup pada tahun 1955 hingga tahun 2003. Dalam sistem ini, pemilih hanya memberikan suara untuk partai politik, dan kandidat-kandidat dari partai politik ditentukan oleh partai itu sendiri. Namun, pada tahun 2004, Indonesia mulai menerapkan sistem pemilu proporsional terbuka berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2003. Dalam sistem ini, pemilih dapat memberikan suara langsung untuk kandidat secara individual, dan perolehan suara untuk partai politik akan menentukan jumlah kursi yang mereka dapatkan di parlemen.
-
Kapan pemilu pertama di Indonesia? Pemilu di Indonesia pertama kali diselenggarakan di tahun 1955.
-
Kapan pemilu pertama dilaksanakan? Pemilu pertama di Indonesia dilaksanakan pada masa kabinet Burhanuddin Harahap.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
Menurut catatan sejarawan Cirebon mendiang Nurdin M. Noor, pesta demokrasi tingkat desa di Cirebon lebih tua dari pemilu di Amerika Serikat. Oleh warga setempat, pemilu tingkat desa itu dikenal dengan istilah “kuwu”.
Dilansir dari Liputan6.com, kata “kuwu” berasal dari bahasa Sansekerta yang merujuk pada penguasa setingkat adipati. Di wilayah Cirebon, kuwu telah dikenal sebelum abad ke-14 Masehi.
Pemilihan kuwu pertama kali di Cirebon digelar pada tahun 1604 dengan model pemilihan “one man one vote”. Sementara pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 1774 dilakukan oleh lembaga pemilihan umum.
“Jadi kalau ada yang bilang demokrasi kita meniru gaya barat, saya kira itu keliru. Dari model pemilihan pemimpinnya saja lebih dulu kita di Indonesia, tepatnya di Cirebon ini,” kata Nurdin.
Pada saat itu, para kuwu rata-rata menjabat selama ratusan tahun. Mereka dipilih berdasarkan ilmu, akhlak, dan tanggung jawabnya.
Pemilihan kuwu sebelum Belanda berkuasa diserahkan pada masyarakat berdasarkan restu dari Sultan. Saat Belanda berkuasa penuh, seorang kuwu harus mendapat restu Belanda.
“Pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 kemungkinan kuwu mulai dipilih secara langsung. Bebas rahasia oleh masyarakat di kotak suara,” kata Nurdin dikutip dari Liputan6.com pada Sabtu (21/10).
Pada masa itu, kotak suara berupa bumbung bambu. Setiap pemilih mendapatkan sebuah koin atau biting kayu yang dimasukkan ke dalam bumbung kuwu yang mengikuti pemilihan. Calon kuwu dibungkus dengan kain berwarna tertentu sebagai lambang kuwu pilihannya.
“Inilah perubahan dari musyawarah mufakat para pemuka desa menjadi pemilihan langsungoleh seluruh masyarakat. Sementara untuk kuwu yang sudah tidak menjabat disebut kuwu manten, berdasarkan kaidah Bahasa Sunda,” kata Nurdin.
Desa Kubang Deleg
Desa yang pertama kali melakukan pemilihan kuwu itu bernama Kubang Deleg. Desa itu kini masuk wilayah Kecamatan Karang Wareng, Kabupaten Cirebon.
Desa Kubang Deleg diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-16. Pada masa kejayaan Kerajaan Cirebon, tepatnya pada tahun 1604, desa ini pertama kali menyelenggarakan pemilihan umum.
Berdirinya Desa Kubang Deleg
Desa Kubang Deleg didirikan oleh delapan orang yaitu Buyut Nurjan, Ki Buyut Gareng, Buyut Pego, Buyut Jabrig, Buyut Brewes, Buyut Dungkul, Buyut Katolik, dan Buyut kulur.
Kedelapan pendiri desa tersebut bermusyawarah di tanah Sungging Curug untuk membentuk wilayah pedukuhan yang sangat luas.
Pembuat batas adalah Buyut Nurjan dan perencana pemukiman adalah Buyut Karsilem (anak Buyut Nurjan). Pemukiman itu kemudian dinamakan Kubang Patat.
Munculnya nama Kubang Deleg terjadi setelah adanya sayembara untuk menikahi putri Buyut Karsilem yang digelar di tengah kubangan yang berisi sejenis ikan gabus besar.
Sayembara itu diperkirakan dilakukan pada awal tahun 1604 dan dimenangkan oleh seorang jawara bernama Syamsuddin dari Tambelang.
Setelah Buyut Karsilem menikahkan pemenang sayembara dengan putrinya, warga bermusyawarah untuk memilih kepala dukuh.
Secara aklamasi Ki Syamsuddin yang kemudian terpilih dan nama kampung diubah menjadi Kubang Daleg.
“Ki Syamsuddin menjadi kuwu selama 15 tahun. Itu terjadi pada masa pemerintahan Panembahan Ratu I,” ungkap Nurdin.