Potret Antik dan Mewahnya Kereta Jenazah Masyarakat Tionghoa Cilacap, Ini Kisah di Baliknya
Hingga kini, kereta jenazah itu masih awet terjaga
Hingga kini, kereta jenazah itu masih awet terjaga
Potret Antik dan Mewahnya Kereta Jenazah Masyarakat Tionghoa Cilacap, Ini Kisah di Baliknya
Pada zaman dahulu tepatnya sebelum era Kemerdekan, wilayah Adipala, Kabupaten Cilacap, merupakan kawasan pemukiman Tionghoa.
Bahkan di sana dulu ada sebuah klenteng. Namun kini peradaban Tionghoa di sana hampir hilang tak bersisa. Kini yang tersisa dari masyarakat Tionghoa di Adipala hanyalah pemakamannya.
-
Mengapa kereta kencana dikuburkan bersama mayat? 'Dalam semua kasus, kereta kencana mewakili prestise, kekuasaan, dan otoritas,' tambah Ignatov, menekankan bahwa kereta kencana mungkin dimaksudkan untuk digunakan oleh orang yang meninggal di akhirat.
-
Apa kegunaan gerbong kereta jenazah? Sementara satu gerbong lainnya adalah gerbong kereta jenazah.
-
Dimana pemakaman mobil ini dilakukan? Keluarga Polara yang tinggal di Desa Padarshinga, Gujarat, menguburkan mobil berusia 18 tahun tersebut.
-
Kapan mobil jenazah mulai digunakan? Pada awal abad ke-20, dengan munculnya kendaraan bermotor, industri pemakaman mulai menggunakan mobil untuk mengangkut jenazah.
-
Bagaimana desain mobil jenazah berubah? Seiring berjalannya waktu, desain dan teknologi kendaraan ini telah berkembang, mencerminkan kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi.
-
Apa yang ditemukan di pemakaman? Penduduk setempat di Tarsus, Turki sangat gembira ketika secara tak sengaja menemukan sebuah guci keramik kuno yang lebih dari 1.100 koin perak kuno saat tengah melakukan penggalian pemakaman.
Kemewahan hidup masyarakat Tionghoa Adipala juga terlihat dari kereta jenazah yang mereka miliki. Dalam beberapa foto yang diunggah akun Instagram @tjilatjaphistory, tampak kereta jenazah itu begitu antik.
Salah satu kereta jenazah itu adalah milik perkumpulan Tionghoa Cilacap bernama Hoo Hap Hwe, sebuah perkumpulan sosial yang salah satu kegiatannya adalah mengurusi kesehatan dan kematian.
Dilansir dari Instagram @tjilatjaphistory, perkumpulan Tionghoa Hoo Hap Hwe memesan kereta jenazah pada perusahaan Wagenmakerij Ieng Hoo Hien di Kebumen.
Menurut juru kunci, kereta jenazah itu dibuat pada tahun 1909.
Panjang kereta jenazah tersebut sekitar 4 meter.
Dulu waktu pengoperasiannya kereta jenazah itu ditarik oleh 2 kuda. Kereta ini sudah tidak digunakan lagi sejak adanya mobil jenazah. Walau telah berusia ratusan tahun, namun hingga kini kereta jenazah itu masih terawat dengan baik.
Lalu ada juga kereta jenazah milik perkumpulan Song Soe Kiok. Tak ada keterangan pasti soal kapan dan dari mana kereta jenazah itu berasal.
Song Soe Kiok sendiri merupakan perkumpulan sosial Hoo Hap Hwe yaitu melayani urusan kematian. Perkumpulan itu mulai aktif setelah pendudukan pasukan Jepang pada tahun 1942 dan tersebar pada beberapa daerah di Jawa.
Pada tahun 1960, nama perkumpulan sosial itu berubah nama menjadi Perabu. Lalu setelah tahun 1966 perkumpulan itu berubah nama menjadi Sujud Sukma Kautaman dan sekarang berada di bawah pengawasan Yayasan Dharma Cilacap.
Dari kedua foto yang diunggah Instagram @tjilajtaphistory, kedua kereta jenazah itu memiliki bentuk yang antik dan tampak mewah dengan ornamen yang rumit. Diketahui bahwa pada masanya masyarakat Tionghoa Cilacap menggunakan kereta jenazah itu untuk mengantarkan jenazah menuju ke pemakaman.
Dikutip dari buku “Tionghoa Cilacap, Sejarah dan Perkembangannya” waktu itu ada dua tempat pemakaman yang biasa dipakai oleh orang Tionghoa Cilacap. Satu pemakaman berada di daerah Prenca, dan satu lagi berada di daerah Jeruklegi.