Keberadaannya Kini Tinggal Kenangan, Ini Fakta Menarik Mobil Ketek Andalan Warga Palembang
Transportasi Mobil Ketek ini masih tergolong dalam jenis opelet yang juga tak kalah populer di era yang sezaman.
Transportasi Mobil Ketek ini masih tergolong dalam jenis opelet yang juga tak kalah populer di era yang sezaman.
Keberadaannya Kini Tinggal Kenangan, Ini Fakta Menarik Mobil Ketek Andalan Warga Palembang
Perkembangan transportasi umum di Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Fasilitas umum ini dulunya menjadi satu-satunya andalan masyarakat untuk bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain.
Pulau Sumatra cukup terkenal dengan ragam transportasi umum yang cukup tersohor pada masanya. Hampir setiap provinsi mempunyai angkutan kota hingga perusahaan otobus yang sudah lama berdiri. Salah satu angkutan kota yang cukup legendaris yaitu Mobil Ketek.
-
Kenapa pecel di kereta jadi kuliner nostalgia? Jajanan pecel pernah menjadi bagian dari sejarah kuliner kereta api karena menjadi panganan khas.
-
Kapan kata "mobil" mulai populer di Indonesia? Penggunaan istilah 'mobil' dalam bahasa Indonesia dimulai sejak kendaraan bermotor masuk ke tanah air. Istilah ini mulai populer pada awal abad ke-20 sejalan dengan perkembangan penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia.
-
Kenapa mobil Komeng jadi sorotan? Video tersebut menarik perhatian warganet, terutama mobil abu-abu yang dikendarai Komeng, yang dianggap istimewa dan mahal.
-
Siapa 'raja mobil' Indonesia di era Soekarno? Di era Soekarno, satu nama mendapat julukan 'raja mobil Indonesia'. Dia adalah Hasjim Ning.
Melansir dari berbagai sumber, transportasi umum di Palembang sudah ada sejak tahun 1960-an. Kemudian, setelah jembatan Ampera selesai dibangun, bagian bawahnya kerap dijadikan tempat mangkal para oplet dengan berbagai rute.
Secara umum, Mobil Ketek sendiri bentuknya seperti mobil berbodi jip, kemudian dengan tambahan aksen kayu. Transportasi tersebut populer pada tahun 1960-1980-an.
Asal-usul Istilah Ketek
Mengutip dari beberapa sumber, istilah 'Ketek' ini karena suara mesin mobil yang digunakan mengeluarkan suara seperti perahu ketek. Mobil ini juga masih tergolong sangat jadul, karena cara menghidupkannya harus dengan cara diengkol terlebih dahulu.
Transportasi Mobil Ketek ini masih tergolong dalam jenis opelet yang juga tak kalah populer di era yang sezaman. Hanya saja, Mobil Ketek menggunakan rangka buatan Amerika Serikat yang bentuknya menyerupai jip.
Onderdil Sulit, Makin Terpinggirkan
Mobil Ketek andalan masyarakat Palembang ini cukup tua usianya. Melansir dari kanal Liputan6.com di tahun 2003 saja, onderdil untuk mesin mobil tersebut sudah sangat jarang dijual.
Selain itu, setiap sopir Mobil Ketek juga harus mengecek kesehatan mesin secara detail dan berkala untuk menghindari kerusakan yang serius. Salah satu contohnya yaitu piston yang harus selalu dikikir agar kerak olinya hilang. Para sopir kerap mengakali dengan mengganti minyak rem dengan air sabun.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, tentunya moda transportasi juga turut tumbuh serta berkembang menjadi lebih modern. Hal inilah yang menyebabkan eksistensi Mobil Ketek ini terpinggirkan.
Keberadaan Mobil Ketek ini kurang dipedulikan oleh pemerintah setempat. Rute dari pengoperasian Mobil Ketek ini digeser ke pinggiran kota.
Mobil Ketek juga semakin terpinggirkan karena kalah bersaing dengan transportasi umum yang lebih modern dan kapasitasnya yang bisa menampung penumpang lebih banyak.
Posisi Stir di Sebelah Kiri
Fakta menarik dari Mobil Ketek ini adalah posisi duduk sopirnya berada di sebelah kiri, layaknya mengendarai di luar negeri. Hal ini dikarenakan mobil yang digunakan itu produksi dari benua Eropa, sehingga posisi stirnya harus menyesuaikan peraturan di sana.
Lalu, kenapa mobil-mobil buatan Eropa ini bisa sampai ke Palembang? Ternyata ketika masa Agresi Militer Belanda, mereka banyak membawa jeep seri Wilis untuk kendaraan tempur di Indonesia. Ketika mereka dipukul mundur, seluruh aset militer termasuk jip tempurnya ditinggal begitu saja.
Dilarang Beroperasi
Keberadaan dan eksistensi Mobil Ketek meredup pada tahun 2004, setelah Pemerintah Palembang memutuskan untuk melarang adanya kendaraan jenis tersebut untuk beroperasi di ruas jalanan.
Hal yang menjadi pertimbangan dilarangnya Mobil Ketek beroperasi adalah faktor keamanan dan kenyamanan penumpang. Nasib mobil-mobil tersebut kemudian berubah menjadi besi tua dan menjadi barang rongsokan yang tak ternilai lagi.
Meski kini tinggal nama saja, pengalaman masyarakat Palembang ketika mengendarai Mobil Ketek ini masih terekam jelas di memori ingatan mereka. Karena kendaraan umum inilah yang menjadi andalan dan mendukung aktivitas sehari-hari.