Gantikan Trem di Jakarta, Begini Kisah Bus Robur yang Terlupakan
Saking uniknya, Robur pernah dijuluki sebagai bus roti tawar oleh warga Jakarta.
Saking uniknya, Robur pernah dijuluki sebagai bus roti tawar oleh warga Jakarta.
Gantikan Trem di Jakarta, Begini Kisah Bus Robur yang Terlupakan
Perkembangan sistem transportasi di Jakarta merupakan jalan panjang hingga sekarang. Di awal masa kolonial, kota yang sebelumnya bernama Batavia itu pernah memiliki kendaraan massal bernama trem. Ia berevolusi sangat cepat, dari yang mulanya bertenaga kuda sampai terakhir bermesin listrik.
-
Kapan trem mulai beroperasi di Jakarta? Era tahun 1800-1900, angkutan umum di DKI Jakarta mulai beralih ke mesin dengan menggunakan trem atau kereta dengan rel khusus di jalan ibu kota. Trem semula menggunakan kuda hingga bermetamorfosis menjadi uap.
-
Kapan trem pertama di Jakarta mulai beroperasi? Pada 20 April 1869, trem bertenaga hewan kuda sebelumnya digagas oleh tokoh Belanda bernama Martinus Petrus agar moda transportasi umum bisa memuat lebih banyak penumpang. Benar saja, saat peluncurannya pertama kali, moda ini langsung digemari seantero warga Batavia.
-
Mengapa trem di Jakarta akhirnya dihentikan? Pada 1960, Soekarno mulai melirik bus kota sebagai moda transportasi yang lebih efisien. Alasannya sederhana, karena bus lebih dianggap menjangkau lebih banyak penumpang. Trem juga dianggap merusak pemandangan, terutama karena berseliweran di sekitar istana negara Jakarta.
-
Bagaimana transportasi di Jakarta berkembang? Pelbagai angkutan umum berteknologi manual hingga mesin pernah menghiasi jalanan ibu kota. Selain kereta yang semula berfungsi mengangkut hasil bumi dan menjadi alat transportasi, angkutan umum di DKI Jakarta masih mengandalkan tenaga manusia dan binatang yakni delman dan becak.
-
Dimana rute trem kuda di Jakarta? 'Trem kuda saat itu dikelola oleh BTM atau Bataviasche Tramway Maatschappij, yang menghubungan antara Batavia dan Weltevreden – Amsterdamschepoort (gerbang Amsterdam Batavia – Moolenvliet atau sekarang Gajah Mada – Harmoni yang kemudian diperpanjang sampai Tanah Abang dan Meester Cornelis atau Jatinegara,' kata Adriansyah Yasin di buku tersebut.
-
Kenapa ratusan bus Transjakarta dihapus? Bukan karena terbengkalai, melainkan 417 bus Transjakarta itu disebut telah habis pemakaiannya. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan bus tersebut sudah selesai masa pakainya oleh PT Transjakarta dan diusulkan dihapus dari aset. "Artinya, keseluruhan bus ini sudah selesai masa pakainya, maka ini diusulkan untuk dihapuskan," kata Kadishub.
Masa setelahnya, kejayaan trem yang berlangsung hampir 100 tahun
tergantikan dengan kendaraan bus yang lebih cepat, fleksibel dan modern. Bus-bus tersebut juga mengalami banyak perubahan sebelum akhirnya menjadi sangat modern seperti yang terlihat pada bus Transjakarta.
Adapun merek bus yang paling awal mengaspal di Jakarta adalah Robur. Kendaraan ini betul-betul melegenda dengan segala keunikannya. Robur pernah menjadi penanda perubahan transportasi dengan fasilitas yang makin modern di era 1960.
Minat warga Jakarta akan transportasi massal kemudian terus mengalami peningkatan, karena rasa penasaran dengan bus buatan Jerman Timur itu. Kehadiran Robur menjadi warna baru kendaraan umum dari negara yang belum lama merdeka itu.
Awal Masuk Jakarta
Mengutip laman Dinas Perhubungan, bus Robur memiliki merek Volkseigener Betrieb VEB Robur-Werke Zittau. Orang zaman dulu bilang, bus ini serupa dengan kendaraan VW.
Di tahun 1960, pemerintahan Soekarno berupaya membenahi sistem transportasi agar menciptakan tata kota yang modern. Bus Robur dianggap merepresentasikan kendaraan massal dari kota yang tertata rapi dan maju.
Saat itu, bus ini perlahan-lahan ditambah armadanya sebelum akhirnya dijadikan transportasi umum utama, setelah trem dimatikan dengan alasan merusak wajah Jakarta.
Dijuluki Bus Roti Tawar
Mungkin sepakat dengan bentuknya yang klasik, bus Robur kerap disebut bus roti tawar. Ini pernah terjadi di dekade awal peluncurannya, karena bentuknya yang klasik.
Bagian depan dan belakang tidak berbentuk persegi yang kaku, seperti dijumpai pada bus-bus era sekarang. Kabin depan dan belakang berbentuk melengkung dan semi oval yang mirip roti tawar utuh.
Tampilan lampu depan dan belakang juga berbentuk bulat besar dan nyentrik. Desain ini yang kemudian menjadi daya tarik dari bus Robur yang melegenda.
Diklaim Membuat Nyaman Penumpang
Dalam sebuah iklan yang terbit pada November 1966 dan dimuat di laman Perpustakaan Nasional, sang pemilik hak edar di Indonesia yakni PT. Imers Motor (Indonesia Merdeka Motor) mengklaim jika bus Robur mampu membuat nyaman penumpangnya.
Ini terkait sejumlah fasilitas yang dihadirkan seperti, jendela yang besar dan memungkinkan pemandangan luar terlihat jelas dan lebar, sistem pendingin melalui udara yang membuat penumpang menikmati perjalanan sampai mudah dalam perawatan.
Klaim ini pun dibuktikan oleh para penumpang, di mana mereka benar-benar menikmati perjalanan saat menggunakan bus Robur dibanding dengan trem.
Trayek yang Dilalui Robur
Mengutip Otosia, bus ini sempat mengaspal sampai era 1970-an, sebelum diganti dengan bus tingkat Mercedes. Awalnya bus didatangkan sebanyak 50 unit, lalu meningkat sampai 200 unit.
Sebelum pensiun, bus Robur melewati beberapa rute di antaranya Grogol-Lapangan Banteng, Jembatan Semanggi-Harmoni-Lapangan Banteng, dan Rawamangun-Salemba-Lapangan Banteng.
Banyaknya rute yang dilalui, serta kemampuan bus dalam melewati banyak jalan sempit membuat kehadiran Robur dinanti-nanti warga Jakarta. Bus ini diketahui menjadi andalan mahasiswa, ibu rumah tangga yang hendak ke pasar sampai warga yang hendak berangkat kerja.
Digantikan Metro Mini dan Bus Tingkat
Tidak ada data pasti mengenai pensiunnya bus Robur. Namun diduga karena usia pakai dan teknologi mesin yang belum modern menjadi alasan utamanya.
Bus Robur pun benar-benar punah di akhir 1980-1990 an. Kala itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui dinas perhubungan menggantinya dengan metro mini atau bus kecil yang lebih banyak menjangkau trayek.
Belum lagi hadirnya bus tingkat yang dikelola PPD makin menggusur keberadaannya. Kebutuhan bus tingkat seakan menjawab kelayakan sistem transportasi yang saat itu memungkinkan memuat lebih banyak penumpang karena pertumbuhan penduduk.
Itulah secuplik kisah tentang bus Robur yang terlupakan di Jakarta.