Kisah Syekh Ibrahim Asmoroqondi, Nyaris Dibunuh Raja Champa tapi Akhirnya Dipilih jadi Menantu
Raja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Raja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Kisah Syekh Ibrahim Asmoroqondi, Nyaris Dibunuh Raja Champa tapi Akhirnya Dipilih jadi Menantu
Latar Belakang
Pria bernama asli Syekh Ibrahim as-Samarqandi ini disebut Makdum Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro dalam Babad Tanah Jawi. Lidah orang Jawa kesusahan melafalkan as-Samarqandi, yang kemudian berubah menjadi Asmoroqondi. Syekh Ibrahim Asmoroqondi diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada abad ke-14.
-
Kenapa Nabi Ibrahim AS diuji kecintaannya kepada Allah SWT? Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto itu menceritakan bagaimana Nabi Ibrahim AS amat merindukan hadirnya anak diuji kecintaannya kepada Allah SWT setelah dikaruniai keturunan.
-
Kenapa Syekh Jangkung dihukum mati di hutan Pati? Dihukum Mati Atas tindakan ini, Syekh Jangkung dihukum mati di hutan Pati.
-
Kenapa Nabi Ibrahim harus mengurbankan Nabi Ismail? Pada suatu hari, Nabi Ibrahim mendapatkan sebuah mimpi. Dalam mimpi tersebut, ia menyembelih da mengurbankan putra kesayangannya yang masih berumur 7 tahun.
-
Siapa yang diajak Bupati Ipuk berjihad melawan perundungan? Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 menjadi momentum bagi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak para santri berjihad melawan perundungan di lingkungan pendidikan.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Siapa yang mengangkat diri menjadi raja setelah membunuh Akuwu Tunggul Ametung? Ken Arok mengangkat dirinya sebagai raja bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana atau DhandangGendhis (1185 - 1222).
Kedatangan di Jawa
Syekh Ibrahim Asmoroqondi diperkirakan datang ke Jawa pada sekitar tahun 1362 Saka/1440 Masehi.
Ia datang bersama dua orang putera dan seorang kemenakan serta sejumlah kerabat. Rombongan keluarga itu akan menghadap Raja Majapahit yang menikahi adik dari istri Syekh Ibrahim Asmoroqondi, yaitu Dewi Darawati. Sebelum ke Jawa, rombongan Syekh Ibrahim Asmoroqondi singgah ke Palembang untuk memperkenalkan agama Islam kepada Adipati Palembang, Arya Damar. Setelah berhasil mengislamkan Adipati Palembang, Arya Damar (yang namanya diganti menjadi Ario Abdullah) dan keluarganya, Syekh Ibrahim Asmoroqondi beserta putera dan kemenakannya melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa.
Rombongan mendarat di sebelah timur bandar Tuban, yang disebut Gesik (sekarang Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban). Pendaratan Syekh Ibrahim Asmoroqondi di Gesik diduga sebagai sikap kehati-hatian seorang penyebar dakwah Islam. Mengingat Bandar Tuban saat itu adalah bandar pelabuhan utama Majapahit. Syekh Ibrahim Asmoroqondi dan rombongan tinggal agak jauh di sebelah timur pelabuhan Tuban, yaitu di Gesik untuk berdakwah kepada penduduk sekitar.Selama berdakwah di daerah Gesik, Syekh Ibrahim Asmoroqondi juga menyusun kitab dengan tulisan tangan. Kitab ini dikenal dengan nama Usui Nem Bis yang artinya sejilid kitab berisi enam kitab dengan enam bismillahirrahmanirrahim.
Syekh Ibrahim AsmoroqondiDakwah
Mengutip Babad Ngampeldenta, Syekh Ibrahim Asmoroqondi adalah penyebar Islam di negeri Champa, tepatnya di Gunung Sukasari. Kedatangannya ke wilayah kerajaan bercorak non muslim itu mendapat banyak tantangan.
Menurut Babad Cerbon, saat Syekh Ibrahim Asmoroqondi pertama kali datang ke Champa, Raja Champa adalah seorang non muslim. Sementara itu, Syekh Ibrahim Asmoroqondi tinggal di kawasan Gunung Sukasari. Sehari-hari, ia menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk Champa. Mengetahui hal tersebut, Raja Champa murka. Ia memerintahkan para prajuritnya untuk membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi beserta semua orang yang sudah memeluk agama Islam.Syekh Ibrahim Asmoroqondi
Luluhkan Hati Raja
Mengutip laman Disperpusip Provinsi Jatim, seiring berjalannya waktu Raja Champa luluh pada sosok Syekh Ibrahim Asmoroqondi. Raja Champa masuk Islam. Bahkan ia menikahkan Syekh Ibrahim Asmoroqondi dengan putrinya, Dewi Candrawulan.
(Foto: Freepik freepic.diller)
Mengutip laman resmi Pemkab Tuban, pernikahan Syekh Ibrahim Asmoroqondi dan Dewi Candrawulan dikaruniai dua orang anak yakni Ali Murtolo (Ali Murtadho) dan Ali Rahmatullah yang kelak menjadi Raja Pandhita dan Sunan Ampel.
Makam
Syekh Ibrahim Asmoroqondi dimakamkan di Gesik, Kabupaten Tuban. Makam ini jadi salah satu lokasi wisata religi andalan di Tuban.