Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisinya masing-masing dalam menyambut Idulfitri. Tradisi ini biasanya sudah berlangsung lama dan diwariskan secara turun-temurun.
Masyarakat muslim di Bengkulu punya tradisi unik yang bernama bakar gunung api. Berikut ulasan selengkapnya. (Foto: Pixabay)
-
Kenapa masyarakat Bengkulu bakar batok kelapa? Dalam masyarakat setempat, Ronjok Sayak adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter. Tradisi ini konon sudah berjalan ratusan tahun. Selama proses pembakaran batok, banyak doa-doa yang dipanjatkan oleh masyarakat setempat.
-
Bagaimana tradisi angpao lebaran di Indonesia? Tradisi Lebaran ini terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa.
-
Apa yang unik dari tradisi Tabot di Bengkulu? Konon tradisi ini sudah ada sejak abad ke-14 melalui proses akulturasi.
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Apa simbol tradisi Lebaran? Baju baru untuk Lebaran memang sudah menjadi tradisi yang sangat populer di Indonesia. Bahkan menjadi simbol kebahagian dan kebersamaan setiap orang.
-
Gimana ketupat bisa jadi simbol Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan). 4 tindakan yang dimaksud juga berhubungan dengan nilai-nilai Islam, lho.
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Seperti apa pelaksanaan dari tradisi Bakar Gunung Api beserta maknanya? Simak ulasan informasinya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Menyusun Batok Kelapa
Mengutip dari kanal Liputan6.com dan beberapa sumber lainnya, bakar gunung api ini merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang sudah tersusun rapi. Biasanya, susunan batok kelapa tersebut dibuat seperti tusuk sate yang dirangkai dengan kayu dan dibuat tinggi menjulang.
Kegiatan bakar gunung api ini biasa dilakukan di depan rumah warga. Setiap rumah akan membuat lebih dari satu rangkaian yang dibuat seperti tusuk sate.
Secara historis, tradisi ini sudah berlangsung cukup lama dan sudah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi bakar gunung api sudah menjadi budaya wajib umat muslim di Bengkulu untuk menyambut Hari Lebaran.
Tradisi Penuh Makna
Tentunya setiap tradisi yang berkembang di masyarakat memiliki arti, tujuan, simbol, dan juga makna mendalam. Begitu juga dengan tradisi bakar gunung api dari Bengkulu.
Kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat setempat kepada Allah SWT atas segala kebaikan yang diberikan sehingga dapat menikmati keindahan Idulfitri. Selain itu, tradisi ini juga dimaksudkan untuk memberi doa kepada arwah keluarga yang sudah meninggal dunia agar diberikan ketenangan di akhirat.
Dilaksanakan Tengah Malam
Pelaksanaan tradisi bakar gunung api ini berlangsung pada malam takbiran. Selain membakar batok kelapa, biasanya masyarakat setempat sambil melantunkan takbir serta doa-doa syukur saat ritual berlangsung dan seluruh anggota keluarga wajib mengikuti rangkaian acara tanpa terkecuali.
Menurut kepercayaan Suku Serawai, apabila ada salah satu anggota keluarga yang tidak mengikuti tradisi ini, maka bisa mendatangkan bala. Maka dari itu, setiap anggota masyarakat ramai-ramai mengikuti tradisi ini.
Setelah melaksanakan ibadah salat isya, masyarakat akan berbondong-bondong menyiapkan batok kelapa yang hendak dibakar. Pemandangan api dan asap yang membumbung tinggi akan terlihat dari setiap sudut rumah. Namun, seiring berkembangnya zaman tradisi ini semakin memudar dan hampir terlupakan.