Sedekah Serabi, Tradisi Memenuhi Nazar Khas Suku Lintang yang Sudah Mulai Dilupakan
Tradisi ini sangatlah mirip seperti Kenduri yang berisi lantunan doa-doa yang sekarang sudah mulai ditinggalkan bahkan sejak tahun 1980-an silam.
Tradisi ini sangatlah mirip seperti Kenduri yang berisi lantunan doa-doa yang sekarang sudah mulai ditinggalkan bahkan sejak tahun 1980-an silam.
Sedekah Serabi, Tradisi Memenuhi Nazar Khas Suku Lintang yang Sudah Mulai Dilupakan
Indonesia tentunya memiliki berbagai macam tradisi yang unik meskipun saat ini popularitasnya terancam hilang karena banyak masyarakat yang melupakannya. Sama halnya dengan tradisi yang satu ini yaitu Sedekah Serabi.
-
Apa itu sedekah? 'Kita tak akan pernah merasa hidup menjadi manusia jika tak pernah merasakan berbagi. Bagikan segala yang kau punya.'
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Apa yang unik dari tradisi ramadan di Indonesia? 'Meski terbiasa melihat komunitas Muslim di Manila (Filipina), kemeriahan tradisi berpuasa lebih terasa ketika saya berada di Indonesia,' katanya, Jumat (5/4) mengutip ANTARA.
-
Tradisi apa yang unik di Selatpanjang? Tradisi ini hanya satu-satunya di Indonesia. Bahkan etnis Tionghoa di daerah lain tidak ada pelaksanaan tradisi yang serupa.
-
Apa saja contoh sedekah? Macam-macam sedekah tersebut antara lain sedekah Anak Yatim, Masjid, Wakaf, hingga Fakir Miskin.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
Sedekah Serabi merupakan salah satu tradisi khas Suku Lintang di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan yang mirip dengan kenduru dengan isi lantunan doa-doa. Konon tradisi ini sudah menjadi budaya nenek moyang mereka yang diwariskan secara turun-temurun.
Melansir dari kanal Antara, sejak tahun 1980-an tradisi ini sudah mulai jarang dilakukan oleh masyarakat, bila itu ada mungkin hanya beberapa desa saja yang melakukan Sedekah Serabi.
Bahan Utamanya Serabi
Dalam masyarakat Suku Lintang, tradisi Sedekah Serabi ini cenderung mengutamakan serabi sebagai makanan utamanya, dengan makanan pendamping berupa pisang goreng, kerupuk ubi merah, bolu, agar-agar, dan kecepol atau roti goreng.
Perlu diketahui, kemunculan Sedekah Serabi ternyata jauh sebelum masyarakat sekitar memeluk agama Islam.
Dulunya Suku Lintang masih menganut kepercayaan animisme yaitu percaya kekuatan roh puyang.
Menyampaikan Nazar
Kala masyarakat sekitar masih menganut animisme, Sedekah Serabi dilakukan dengan memberikan kemenyan yang disajikan oleh tuan rumah atau pemilik hajat untuk media komunikasi dengan puyang.
Masyarakat percaya jika membayar nazar ada suatu kewajiban layaknya hutang. Jika tidak segera dilaksanakan, maka ia akan mendapat petaka atau keparat atau kualat.
Setelah berkembangnya agama Islam, Sedekah Serabi berubah menjadi pelaksanaan nazar yang digantikan dengan doa-doa kepada Allah. Sehingga kepercayaan animisme tadi sudah ditinggalkan.
Dilaksanakan Setiap Malam Jumat
Dalam pelaksanaannya, Sedekah Serabi lazimnya berlangsung ketika malam jumat tepatnya setelah ibadah shalat Maghrib. Waktu ini dipercaya sebagai kembali roh puyang ke rumah untuk menjenguk anak cucunya.
Sementara dalam keyakinan Islam, malam jumat adalah waktu terbaik untuk berdoa dan bersyukur. Maka dari itu, pelaksanaan Sedekah Serabi ini baik itu sebelum atau sesudah masuknya Islam tetap dilakukan pada malam jumat.
Serabi di Kabupaten Empat Lawang umumnya terdiri atas beberapa jenis, seperti serabi 44, serabi baghi, serabi baru, atau kidak, dan serabi biasa. Ada dua jenis serabi yang kerap dihadirkan saat sedekah, yakni serabi belangan atau serabi 44 dan serabi biasa.
Serabi 44 berbentuk bulat lempeng, berwarna putih dengan ukuran sekitar diameter 10 cm dan lebih besar dari ukuran serabi biasa, disebut serabi 44 karena jumlahnya 44 saat dihidangkan.