Mengenal Tradisi Iriban di Semarang, Kegiatan Warga Ramai-Ramai Tangkap Ikan Tanpa Bantuan Alat yang Diwariskan Secara Turun-Temurun
Kegiatan ini juga bertujuan untuk membersihkan endapan yang menumpuk di dasar kolam.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk membersihkan endapan yang menumpuk di dasar kolam.

Mengenal Tradisi Iriban di Semarang, Kegiatan Warga Ramai-Ramai Tangkap Ikan Tanpa Bantuan Alat yang Diwariskan Secara Turun-Temurun

Ada sebuah tradisi unik di Dusun Dalaman, Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Tradisi itu bernama Iriban. Tradisi itu digelar setahun sekali setelah masa panen.
Dalam tradisi itu, seluruh warga kampung turun ke sendang yang ada di dusun untuk berburu ikan. Seluruh warga boleh mengambil ikan sepuasnya di sendang, tetapi mereka harus mengambil ikan itu tanpa menggunakan alat bantu apapun. Meski sulit, mereka tetap menikmati kemeriahan itu.
“Tradisi ini digelar setahun sekali. Saya ke sini juga nggak persiapan apa-apa, soalnya kan juga nggak boleh bawa apa-apa. Susah-susah tapi senang, banyak orang yang rebut-rebutan gitu. Ini juga baru dapat satu,” kata Asmiko, warga Dusun Dalaman, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (5/6).
Tradisi menangkap ikan di sendang tak hanya menjadi sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membersihkan endapan yang menumpuk di dasar kolam.
“Dengan kegiatan ini otomatis lumpur-lumpur yang ada di dalam kolam otomatis bisa terangkat, dan ikut mengalir bersama kurasan air yang ada di dalam embung ini. Sekaligus membersihkan endapan-endapan yang ada di kolam tersebut,” kata Ketua Karang Taruna Dusun Dalaman Muhammad Ainun Najib.

Rangkaian acara menangkap ikan di sendang itu diawali dengan makan bersama di sekitar sumber mata air. Hal ini sebagai bentuk syukur masyarakat atas hasil panen di dusun mereka.

Tradisi ini akan terus dilanjutkan karena merupakan cara untuk menjaga air bersih di desa yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari serta pertanian.
Tak hanya di Dusun Dalaman, tradisi Iriban juga diadakan di Dusun Suruhan, Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat, Semarang.
Tradisi yang dilaksanakan tiap Sabtu Pahing Bulan Rajab itu dilakukan sebagai bentuk ikhtiar warga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar mereka tidak kekurangan air saat musim kemarau.
Tak hanya orang tua, yang mengikuti ritual tersebut juga pemuda-pemudi dan anak-anak. Adat yang sudah turun-temurun tersebut sebagai bentuk masyarakat menghormati budaya nenek moyang.
