Upaya Menghidupkan Kembali Ritual Irung-Irung, Tradisi Warga Adat di Bandung Barat untuk Rawat Sumber Air
Warga Desa Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, ingin kembali menghidupkan ritual Irung-Irung dengan segala tantangan yang harus mereka hadapi
Mbah Darto, seorang petani asal Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, merasa prihatin dengan kondisi masyarakat di desanya. Hampir semua tanah di desanya habis dibeli oleh para pengusaha dan kini tinggal menyisakan 10 persen tanah yang murni dimiliki warga Desa Cihideung.
Yang lebih memprihatinkan lagi, sumber mata air yang dahulu dikeramatkan warga saat ini lokasinya berada di dalam kawasan kebun Binatang Lembang Park & Zoo. Padahal dahulu mata air itu menjadi tempat dilaksanakannya Tradisi Irung-Irung. Kini warga ingin kembali menjalankan ritual tersebut.
-
Bagaimana tradisi Bekarang Iwak dilakukan? Pelaksanaan upacara Bekarang Iwak ini dilakukan oleh warga secara bersama-sama. Dengan menggunakan alat tradisional dan Lubuk Larangan, tentu ekosistem sungai akan terjaga dengan baik sekaligus menjaga populasi jumlah ikan.
-
Apa itu Tradisi Cikibung? Dahulu, tradisi Cikibung lazim dilakukan oleh ayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk melindungi anaknya. Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari. Warga setempat juga menyebutnya sebagai kasidah air, lantaran pemainnya yang merupakan ayah dan anak laki-laki menepuk-nepuk air hingga menghasilkan nada tertentu mirip kasidahan.
-
Apa itu Tradisi Adang? Tradisi ini diartikan sebagai memasak bersama yang terkadang diiringi ritus-ritus untuk nenek moyang. Biasanya adang diadakan untuk membantu warga yang tengah melakukan hajatan.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan. Tradisi ini dilakukan dengan cara saling pukul satu sama lain menggunakan sebilah batang rotan.
-
Kenapa Tradisi Cikibung dilakukan? Tradisi Cikibung mulanya dilakukan oleh seorang ayah terhadap anak-anaknya yang tengah belajar mengembala kambing. Agar berani menyeberangi sungai besar, sang ayah akan mendampingi anak-anaknya untuk pelan-pelan melintasi sungai. Di sana sang ayah mulai menepuk-nepuk air di depan anak-anaknya, sekaligus untuk melindungi mereka.
-
Dimana Tradisi Cikibung dilakukan? Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari.
“Kami pikir tradisi ini terasa penting untuk dihidupkan lagi. Lihat air yang mengalir di sekeliling kita, berasal dari air Irung-Irung,” kata salah seorang warga, dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Lalu seperti apa usaha perjuangan mereka agar bisa mengadakan kembali tradisi di mata air tersebut?
Sumber Pengairan Sehari-Hari Bagi Warga
Selama ini mata air Irung-Irung menjadi sumber pengairan warga, terutama untuk kebutuhan bertani. Selain itu, mata air tersebut juga dimanfaatkan untuk kebutuhan operasional tempat wisata setempat.
Warga Desa Cihideung mengatakan, selama ini mereka tidak bisa menjangkau mata air itu. Warga sekitar selalu dipersulit untuk bisa masuk ke tempat itu. Mereka pun sadar tidak punya wewenang apapun karena lahan tempat mata air itu berada sudah masuh wilayah bisnis pihak lain.
“Kalau jawaban dari pihak perusahaan tidak ada. Lah kita tidak pernah mengurus kok. Makanya itu harus ditanyakan,” kata salah seorang warga Desa Cihideung.
Usaha Menghidupkan Irung-Irung
Sebelum tempat wisata Lembang Park & Zoo berdiri, warga Desa Cihideung rutin menyelenggarakan tradisi Irung-Irung setahun sekali. Biasanya ritual itu dilaksanakan pada bulan Agustus. Namun pada praktiknya tanggal pelaksanaan bisa berubah menyesuaikan kondisi masyarakat.
“Misalnya beberapa tahun lalu waktu pelaksanaan diganti karena bulan Agustus tepat dengan pelaksanaan ibadah puasa,” kata salah seorang warga.
Kini mereka ingin membuat suatu perjanjian tertulis dengan perusahaan pengelola tempat wisata itu agar mereka punya kekuatan untuk menyelenggarakan ritual di mata air Irung-Irung.
Tentang Tradisi Irung-Irung
Tradisi Irung-Irung merupakan bentuk rasa syukur warga Desa Cihideung atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi sumber air yang mereka gunakan sehari-hari. Tradisi itu dimulai dengan penampilan kesenian sasapian yang mengiringi perjalanan warga menuju sumber air. Dalam perjalanan, mereka melewati pinggiran lahan pertanian yang kebanyakan telah ditanami sayuran.
Sesampainya di sumber air, warga mengadakan kegiatan bersih-bersih terlebih dahulu. Upacara kemudian dilakukan. Seekor kambing yang dibawa dalam arak-arak itu dipotong dan darahnya dialirkan di mata air tersebut.
Selesai upacara, warga beramai-ramai menyebur ke kolam Irung-Irung itu. Mereka menggelar kegiatan perang air disertai kesenian sasapian. Kambing yang telah disembelih kemudian dibawa ke area dekat panggung kesenian untuk selanjutnya dimasak dan dimakan bersama.