Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi
Saking serunya, tradisi Ngubyag sampai diikuti oleh warga luar kota.
Saking serunya, tradisi ngubyag sampai diikuti oleh warga luar kota.
Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi
Warga di Ciamis, Jawa Barat, beramai-ramai mengikuti tradisi Ngubyag di kawasan Sungai Citanduy.
Ngubyag sendiri merupakan tradisi setempat yang biasa dilaksanakan saat musim kemarau seperti sekarang.
-
Apa itu Tradisi Cikibung? Dahulu, tradisi Cikibung lazim dilakukan oleh ayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk melindungi anaknya. Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari. Warga setempat juga menyebutnya sebagai kasidah air, lantaran pemainnya yang merupakan ayah dan anak laki-laki menepuk-nepuk air hingga menghasilkan nada tertentu mirip kasidahan.
-
Kenapa Tradisi Cikibung dilakukan? Tradisi Cikibung mulanya dilakukan oleh seorang ayah terhadap anak-anaknya yang tengah belajar mengembala kambing. Agar berani menyeberangi sungai besar, sang ayah akan mendampingi anak-anaknya untuk pelan-pelan melintasi sungai. Di sana sang ayah mulai menepuk-nepuk air di depan anak-anaknya, sekaligus untuk melindungi mereka.
-
Apa itu Tradisi Ngabungbang? Ngabungbang adalah ritual nyari sapeupeuting yang secara makna dalam bahasa Indonesia yaitu bergabung semalaman.
-
Bagaimana tradisi Bekarang Iwak dilakukan? Pelaksanaan upacara Bekarang Iwak ini dilakukan oleh warga secara bersama-sama. Dengan menggunakan alat tradisional dan Lubuk Larangan, tentu ekosistem sungai akan terjaga dengan baik sekaligus menjaga populasi jumlah ikan.
-
Dimana Tradisi Cikibung dilakukan? Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari.
-
Kenapa Tradisi Ngabungbang dilakukan? Tujuannya tak dan lain dan tak bukan adalah bermunajat hanya kepada Allah SWT untuk memohon ampunan dan bertobat dari segala kesalahan yang telah diperbuat.
Salah satu yang menjadi daya tarik dari tradisi ini adalah cekatannya warga saat menangkap ikan di sungai walau tanpa bantuan alat apapun.
Ngubyag masih dilestarikan lantaran memiliki makna sosial yang mendalam. Berikut ulasan selengkapnya.
Mengenal Ngubyag
Dalam bahasa Sunda, Ngubyag sendiri merupakan tradisi menangkap ikan secara tradisional di sungai maupun kolam yang dilakukan beramai-ramai dan tanpa bantuan alat pancing.
Warga selalu antusias dalam mengikuti tradisi ini, sehingga pelaksanaannya menyita perhatian masyarakat.
Peserta akan berbondong-bondong terjun ke Sungai Citanduy untuk menangkap berbagai jenis dan ukuran ikan.
Jadi tradisi di Desa Cijulang
Mengutip kanal YouTube Liputan6, salah satu daerah yang masih menjalankan tradisi ini di Ciamis adalah di Desa Cijulang, Kecamatan Cihaurbeuti karena dilintasi Sungai Citanduy.
Warga berebut menangkap berbagai jenis ikan seperti nilem, baung, sampai lalawak dengan tangan kosong.
“Kalau nyelam gini paling satu menit, biasanya dapat ikan Baung, nilem, sama ini lalawak,” kata seorang warga bernama Eri.
Bisa Menangkap hingga 4 kg Ikan
Eri mengatakan, dalam sekali menyelam dirinya bisa mendapat hingga empat kilogram ikan khas Sungai Citanduy.
Walau begitu dirinya mengaku harus tetap berhati-hati lantaran kedalaman Sungai Citanduy bisa mencapai 6 meter.
“Ini dalamnya sampai enam meter, dan kalau Ngubyag di musim hujan airnya suka deras,” katanya lagi.
Diikuti Warga Luar Kota
Tradisi Ngubyag sendiri rupanya sudah menjadi daya tarik di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Pasalnya, terdapat warga dari kota lain yang ikut serta meramaikan tradisi Ngubyang di Sungai Citanduy.
“Ini pesertanya ada yang dari Cijulang, juga ada yang dari Ciawi, Tasikmalaya,” kata Endang yang merupakan Kades Cijulang.
Sarat Makna
Tradisi Ngubyag memiliki makna sosial yang kuat sebagai perekat hubungan antar masyarakat.
Di sini, warga dari berbagai daerah berkumpul dan menangkap ikan bersama untuk selanjutnya dimakan berbarengan di pinggir sungai.
Mengutip laman Budaya Indonesia, tradisi ini mengandung unsur silaturahmi sehingga masyarakat bisa tetap kompak agar tradisi Ngubyag terus lestari.
Ngubyag juga diketahui popular di wilayah lainnya seperti Cianjur, Pangandaran, dan Garut. Biasanya, ini juga dijadikan ajang untuk berbagi rezeki bagi warga yang memiliki kolam ikan atau balong.
Warga secara beramai-ramai dipersilakan mengambil ikan-ikan yang dimiliki tuan rumah di balong. Ikan yang didapat boleh dikonsumsi pribadi maupun dijual kembali.