Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga "Perang Meriam"
Setiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Setiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga "Perang Meriam"
Setiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran. Mereka merayakan lebaran dengan budaya dan kepercayaan yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun.
Bahkan setiap tradisi tersimpan makna yang sangat indah dan mendalam. Berikut ini adalah beberapa tradisi lebaran pada berbagai daerah di Indonesia, dikutip dari kemenparekraf.go.id:
-
Apa makanan khas Melayu di Kalimantan saat Lebaran? Selain ketupat atau opor ayam, di Kalimantan Barat terdapat salah satu makanan khasnya yang selalu hadir ketika momen lebaran tiba yaitu Ketupat Colet.
-
Apa tradisi unik Bengkulu sambut Lebaran? Masyarakat muslim di Bengkulu punya tradisi unik yang bernama bakar gunung api.
-
Bagaimana tradisi angpao lebaran di Indonesia? Tradisi Lebaran ini terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa.
-
Apa simbol tradisi Lebaran? Baju baru untuk Lebaran memang sudah menjadi tradisi yang sangat populer di Indonesia. Bahkan menjadi simbol kebahagian dan kebersamaan setiap orang.
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Kenapa tradisi angpao lebaran di Indonesia masih bertahan? 'Salam tempel' masih jadi bagian tradisi lebaran di tanah air, bahkan salah satu yang paling dinantikan.
Grebeg Syawal
Grebeg Syawal merupakan tradisi Kraton Yogyakarta yang digelar tepat pada Hari Raya Idul Fitri. Tradisi itu konon sudah dilaksanakan sejak abad ke-16.
Daya tarik tradisi ini ada pada tujuh gunungan yang terdiri dari gunungan lanang sebanyak tiga buah, gunungan wadon, gunungan darat, gunungan gepak, dan gunungan pawuhan masing-masing satu buah.
Seluruh gunungan akan dibawa oleh abdi dalem dan dikawal prajurit Bregodo dari Alun-Alun Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman. Gunungan itu akan didoakan terlebih dahulu sebelum nantinya diperebutkan masyarakat.
Kemenparekraf.go.idPerang Topat
Di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada tradisi sambut lebaran yang unik bernama Perang Topat atau perang ketupat. Konon tradisi ini merupakan simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.
Sebelum perang dimulai, masyarakat akan melakukan doa dan ziarah di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro.
Setelah tradisi dimulai, ketupat-ketupat yang digunakan untuk berperang akan kembali diperebutkan karena dipercaya bisa membawa kesuburan sehingga hasil panen melimpah.
Ronjok Sayak
Tradisi unik lainnya adalah Ronjok Sayak yang berasal dari Bengkulu. Secara umum, kata “sayak” sendiri diartikan sebagai “batok kelapa”. Dalam masyarakat setempat, Ronjok Sayak adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter. Tradisi ini konon sudah berjalan ratusan tahun.
Selama proses pembakaran batok, banyak doa-doa yang dipanjatkan oleh masyarakat setempat. Tradisi ini biasanya dilakukan setelah melaksanakan salat Isya’ pada 1 Syawal.
Kemenparekraf.go.idBinarundak
Binarundak merupakan tradisi menyambut lebaran ala Masyarakat Motoboi Besar, Sulawesi Utara. Tradisi ini dilakukan dengan memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
Nasi jaha adalah makanan khas Sulawesi Utara yang berbahan dasar beras dan dimasak dalam batang bambu. Hidangan khas ini memiliki perpaduan rasa gurih dari santan serta jahe yang cukup kuat.
Menurut kepercayaan, tradisi Binarundak dalam menyambut lebaran merupakan sarana silaturahmi terhadap sesama, sekaligus bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Festival Meriam Karbit
Di Kalimantan Barat, ada tradisi lebaran unik bernama Festival Meriam Karbit. Sedikit berbeda dengan tradisi-tradisi lainnya, festival ini justru menjadi pengingat kepada warga untuk menumbuhkan keberanian dan semangat kebersamaan.
Festival ini biasanya digelar tiga hari berturut-turut sejak sebelum, sesaat, dan sesudah lebaran. Tradisi ini sudah menjadi warisan budaya yang kental dengan nilai historis karena berkaitan erat dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak.