7 Tradisi Lebaran di Banten yang Sarat Kebersamaan, dari Ngadongkapkeun hingga Acara Memasak Langka
Dari tradisi yang mengajarkan silaturahmi hingga ritual memasak yang melibatkan kebersamaan, tradisi Lebaran di Banten mencerminkan kekayaan budaya.

Lebaran di Banten selalu dipenuhi dengan tradisi khas yang telah ada sejak lama, menjaga kebersamaan, dan merayakan kesucian Hari Raya Idul Fitri dengan cara yang unik. Dari tradisi yang mengajarkan silaturahmi hingga ritual memasak yang melibatkan kebersamaan, tradisi Lebaran di Banten mencerminkan kekayaan budaya yang terus dilestarikan. Mulai dari Ngadongkapkeun yang sarat dengan doa dan sungkeman, hingga acara memasak besar yang melibatkan seluruh warga, tradisi ini menjadi momen istimewa dalam merayakan hari kemenangan.
Di setiap daerah di Banten, terdapat tradisi yang berbeda, namun semuanya tetap menjaga esensi kebersamaan dan keakraban antarwarga. Acara memasak bersama, berbagi ketupat, serta doa bersama di makam leluhur menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Lebaran.
Berikut adalah tujuh tradisi Lebaran khas Banten yang mungkin belum banyak diketahui, dirangkum oleh Merdeka.com dari berbagai sumber, Senin (31/3).
Ngadongkapkeun: Tradisi Menghormati Leluhur dengan Doa dan Sungkeman
Ngadongkapkeun adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Banten, terutama setelah melaksanakan Salat Idul Fitri. Tradisi ini dipimpin oleh tetua kampung yang disebut Olot atau Kokolot Lembur, yang memimpin doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat puasa Ramadan yang telah dilalui. Setelah doa bersama, kaum muda melakukan sungkeman kepada orang yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan.
Selain itu, tradisi ini juga dilengkapi dengan sesaji berjumlah ganjil, seperti makanan kecil, air putih, kopi, dan lainnya. Ngadongkapkeun menjadi simbol penghormatan kepada leluhur serta ungkapan rasa syukur yang mendalam. Acara ini selalu diadakan dengan khidmat dan melibatkan banyak warga yang turut serta.
Acara ini ditutup dengan menyantap sejumlah makanan kecil yang telah didoakan, termasuk segelas kopi hitam pahit.
Kupatan: Perpaduan Budaya Lokal dan Ajaran Islam
Kupatan adalah tradisi khas Banten yang merupakan bentuk akulturasi budaya lokal dan ajaran Islam. Pada pertengahan Ramadan atau menjelang hari raya Idul Fitri, warga Banten mengadakan tradisi ini dengan membuat ketupat dan lepet, yang kemudian dibagikan kepada masyarakat setelah melakukan doa bersama. Tradisi ini menjadi bentuk rasa syukur atas separuh perjalanan Ramadan yang telah dilalui.
Selain ketupat, masyarakat juga menyajikan opor ayam, sambel kentang goreng, dan sayur kulit tangkil yang menjadi hidangan khas dalam tradisi ini. Setiap tahunnya, kegiatan ini diadakan di masjid dan musala, di mana umat Islam berkumpul untuk berbagi kebahagiaan dan mempererat silaturahmi.
Acara ini ditutup dengan membagikan seluruh hidangan, termasuk lepet dan ketupat, yang kemudian dimakan bersama-sama saat buka puasa di masjid. Tradisi Kupatan mengajarkan nilai berbagi dan menghormati tradisi yang sudah ada.
Babacakan: Makan Bersama dengan Hidangan Tradisional Banten
Babacakan adalah tradisi makan bersama masyarakat Pandeglang, Banten, yang diadakan menjelang Lebaran. Dalam tradisi ini, makanan seperti nasi, ayam bakar, ikan bakar, dan urab-uraban disajikan di atas daun pisang untuk dimakan bersama-sama. Urab-uraban terdiri dari sayuran segar atau rebus yang diberi parutan kelapa berbumbu, memberikan rasa segar dan kaya rempah.
Acara Babacakan bukan sekadar makan bersama, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarwarga, saling berbagi kebahagiaan, dan menjaga kearifan lokal.
Meskipun kini terdapat variasi hidangan seperti sate, tradisi ini tetap mempertahankan cara makan bersama di atas daun pisang, menjadikan acara semakin meriah dan penuh kehangatan.
Pasar Jedogan: Pusat Perbelanjaan Tradisional di Serang
Pasar Jedogan, yang juga dikenal dengan nama Pasar Royal, adalah tradisi unik di Serang menjelang Lebaran. Pasar ini buka setiap tahunnya pada H-3 Idul Fitri dan dipenuhi oleh warga yang datang untuk membeli kebutuhan Lebaran, seperti pakaian, sepatu, dan perlengkapan lainnya. Pasar ini menjadi momen penting karena diadakan di jalanan yang ditutup untuk kegiatan perniagaan, yang membuat suasana semakin ramai.
Meskipun digelar di tengah jalan, masyarakat Serang rela berdesak-desakan (jedogan) untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dengan harga yang lebih terjangkau. Pasar Jedogan juga menjadi tempat di mana keluarga berkumpul, berbelanja bersama, dan menikmati suasana kebersamaan di akhir Ramadan.
Andon Mangan: Mengundang Arwah Leluhur untuk Makan Bersama
Andon Mangan adalah tradisi unik dari Kecamatan Walantaka, Kota Serang, yang diadakan pada hari ketujuh setelah Idul Fitri. Dalam tradisi ini, warga berkumpul di tanah kosong dan melakukan ziarah ke makam leluhur sebelum menyantap makanan bersama.
Proses makan dilakukan di atas daun pisang, di mana setiap warga mengambil makanan dari nyiru yang disajikan secara bersama-sama. Keunikan Andon Mangan adalah keyakinan bahwa arwah leluhur turut makan bersama dalam acara tersebut.
Tradisi ini bukan hanya tentang makan bersama, tetapi juga tentang membangun ikatan batin antara generasi yang masih hidup dengan leluhur mereka. Acara ini menjadi momen refleksi dan kebersamaan yang mempererat hubungan antarwarga serta memberikan penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal.
“Andon Mangan ini adalah salah satu tradisi di Kota Serang yang artinya mari kita makan. Tapi sebelumnya ada ritual khusus dulu, yakni ziarah ke makam leluhur,” kata warga Banten, Asda, dalam kanal Youtubenya, Asda Channel.
Adang: Ritual Memasak Bersama dengan Doa Khusus
Adang adalah tradisi memasak bersama yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Serang. Acara ini biasanya diadakan dalam rangka membantu hajatan besar seperti pernikahan atau perayaan hari besar agama, salah satunya adalah Lebaran Idul Fitri. Para perempuan berkumpul secara sukarela untuk membantu memasak dalam jumlah besar, mulai dari menanak nasi hingga mengolah lauk pauk. Satu aspek unik dari Adang adalah adanya ritual doa untuk Nyi Pohaci, dewi kesuburan dan keberlimpahan hasil alam.
Tradisi ini juga mengandung nilai gotong royong yang kuat, dengan tujuan membantu warga yang membutuhkan dan menciptakan kerukunan antarwarga. Masyarakat saling berbagi tugas dalam proses memasak, dan kemudian hasil masakan dibagikan bersama. Adang menjadi simbol kebersamaan dan persatuan yang tercermin dalam kegiatan sehari-hari.
Matung Lebaran: Memotong Kerbau Bersama untuk Membagi Kebahagiaan
Matung adalah tradisi memotong kerbau bersama yang dilakukan oleh warga Pandeglang, Banten, menjelang Lebaran. Dalam acara ini, masyarakat berpatungan untuk membeli kerbau yang kemudian disembelih bersama. Daging kerbau yang dihasilkan dibagi rata kepada semua peserta yang ikut serta dalam tradisi ini. Proses pengumpulan dana dilakukan sepanjang tahun, dengan setiap anggota memberikan iuran sesuai kemampuan.
Tradisi Matung bukan hanya sekadar menyembelih hewan, tetapi juga mencerminkan nilai kebersamaan dan gotong royong di masyarakat. Dengan berbagi daging, warga dapat merayakan Lebaran bersama tanpa memandang status ekonomi. Momen ini juga menjadi waktu untuk mempererat ikatan sosial antarwarga dan menjaga kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.
People Also Ask
1. Apa itu tradisi Ngadongkapkeun di Banten?
Ngadongkapkeun adalah tradisi yang dilakukan setelah Salat Idul Fitri di Banten, di mana kaum muda melakukan sungkeman kepada orang yang lebih tua dan berdoa bersama sebagai bentuk syukur atas berjalannya puasa Ramadan.
2. Apa yang dimaksud dengan tradisi Andon Mangan?
Andon Mangan adalah tradisi makan bersama yang dilakukan warga Serang pada hari ketujuh setelah Lebaran, di mana mereka juga melakukan ziarah ke makam leluhur sebelum menyantap makanan bersama di atas daun pisang.
3. Mengapa tradisi Matung di Pandeglang sangat penting?
Matung adalah tradisi memotong kerbau bersama yang melibatkan kebersamaan dan gotong royong, di mana warga berpatungan untuk membeli kerbau dan berbagi daging secara adil, merayakan kebersamaan tanpa memandang status sosial.