6 Tradisi Unik Sambut Tahun Baru Islam di Indonesia, Penguatan Budaya dan Kerukunan Masyarakat
Tak sekedar menyambut Tahun Baru Islam, tradisi Malam 1 Suro ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang sudah mengakar di masyarakat.
Tahun Baru Islam, atau yang sering disebut juga 1 Muharam, dirayakan dengan berbagai cara oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Pada tahun ini, Tahun Baru Islam jatuh pada hari Minggu, 7 Juli 2024. Melansir dari Fimela.com, berikut ini adalah beberapa tradisi unik dan sakral yang dilakukan masyarakat untuk merayakan Tahun Baru Islam di Indonesia.
-
Apa yang dirayakan di malam 1 suro? Malam 1 Suro jadi momentum bagi sejumlah warga untuk melakukan ritual di lokasi-lokasi tertentu.
-
Bagaimana ritual malam 1 suro? Cara yang biasa digunakan masyarakat Jawa untuk berintrospeksi dengan lelaku, yaitu mengendalikan hawa nafsu.
-
Dimana ritual malam 1 suro? Lokasi ini disebut memilki nilai sisi spiritual kuat.
-
Bagaimana merayakan Tahun Baru 1 Muharam? Anda bisa memberikan ucapan ini kepada orang-orang tersayang, mulai dari teman, kolega, atasan kantor, sahabat hingga keluarga.
-
Di mana tradisi Malam 1 Suro dirayakan? Seperti yang telah disebut sebelumnya, sejarah malam 1 Suro saat ini tak bisa lepas dari tradisi perayaan yang dilakukan oleh keraton. Yang paling terkenal adalah perayaan malam 1 Suro oleh Keraton Ngayogyakarta dan Keraton Surakarta.
-
Kapan malam 1 suro dirayakan? Malam 1 Suro atau malam tahun baru Islam adalah saat yang istimewa di kalender Hijriah, tidak hanya sebagai awal dari tahun baru, tetapi juga sebagai momen refleksi dan kebersamaan bagi umat Muslim di seluruh dunia.
6 Tradisi Unik Sambut Tahun Baru Islam di Indonesia, Penguatan Budaya dan Kerukunan Masyarakat
1. Pawai Obor
Di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Garut, tradisi pawai obor menjadi salah satu cara merayakan Tahun Baru Islam.
Pawai obor biasanya dilaksanakan usai salat Isya hingga malam hari. Para peserta pawai berkeliling di beberapa jalanan protokol sambil membawa obor.
Tradisi ini tidak hanya menambah semarak perayaan, tetapi juga sebagai simbol penerangan dan harapan di tahun yang baru.
2. Bubur Suro
Masyarakat Jawa Barat memiliki tradisi yang disebut Bubur Suro. Tradisi ini juga dilakukan guna memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad ketika perang.
Pada 10 Muharam, masyarakat setempat akan menyiapkan bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah, atau yang dikenal sebagai Bubur Suro.
Bubur yang sudah jadi kemudian dibawa ke masjid terdekat bersama dengan hidangan lezat lainnya untuk dibagikan dan dinikmati bersama.
3. Barikan
Tradisi Barikan dilestarikan oleh masyarakat Pati, Jawa Tengah. Tradisi ini meliputi acara kenduri bersama.
Para warga setempat membawa nasi serta lauk dari rumah untuk didoakan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Allah SWT sekaligus memohon keselamatan.
Setelah memanjatkan doa, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama. Mereka juga saling bertukar lauk satu sama lain untuk meningkatkan kerukunan dan saling mengasihi antarwarga.
4. Tabot
Tradisi Tabot berasal dari Bengkulu dan sudah ada sejak lama, yang dilakukan oleh Syeh Burhanuddin. Tradisi ini juga untuk mengenang kepahlawanan serta wafatnya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali Abu Thalib.
Pada awalnya, upacara ini dibawa oleh penyebar agama Islam dari Punjab, India, ke Indonesia pada masa penjajahan Inggris. Banyak yang percaya bahwa jika Tahun Baru Islam tidak dirayakan, maka akan terjadi musibah.
Oleh karena itu, tradisi Tabo menjadi salah satu cara masyarakat Bengkulu untuk merayakan dan memohon perlindungan di tahun yang baru.
Upacara Tabot dimulai dengan pengambilan tanah sebelum 1 Muharram. Kemudian dilanjutkan dengan ritual Duduk Penja, yang melibatkan proses penyucian benda yang disebut Penja.
Proses ketiga adalah Menjara, merupakan salah satu tahapan yang menghadirkan elemen persaudaraan dan kebersamaan dalam perayaan.
Bagian penting dari tradisi Tabot adalah Malam Arak Jari-jari dan Arak Sorban pada tanggal 7 Muharram.
Dilanjut tanggal 9 Muharram pelaksanaan Tabot mencapai Hari Gam, yaitu momen ketika keheningan mencakup seluruh perayaan, menandakan keseriusan dan penghormatan kepada tradisi Tabot.
Lalu masih banyak proses lainnya yang dilangsungkan hingga tanggal 10 Muharram.
5. Mubeng Benteng
Di Yogyakarta, tradisi Mubeng Benteng dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam. Para peserta mengelilingi kompleks Keraton Yogyakarta tanpa bicara atau bersuara, makan, dan minum.
Saat menjalani ritual ini, peserta dilarang berbicara satu sama lain dan hanya diperbolehkan untuk memanjatkan doa permohonan keselamatan lahir dan batin serta kesejahteraan bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa. Tradisi ini juga dijadikan sebagai sarana evaluasi terhadap segala perbuatan pada tahun sebelumnya.
7. Kirab Kebo Bule
Di Keraton Surakarta, tradisi Kirab Kebo Bule atau kerbau bule dilakukan saat Tahun Baru Islam. Sejumlah kerbau diarak keliling kota diikuti oleh keluarga keraton.
Dalam tradisi Kirab, benda pusaka peninggalan Dinasti Mataram, seperti tombak, keris, dan sebagainya, diarak sembari dikawal oleh Kebo Bule.
Kebo Bule merupakan hewan kesayangan Susuhunan atau Sunan dan dianggap sebagai lambang rakyat kecil, khususnya petani.
Masyarakat Jawa biasanya menyambut 1 Suro dengan meriah. Mereka menyalakan kembang api dan terompet dengan penuh kegembiraan. Selain itu, masyarakat juga membawa gunungan yang berisi hasil bumi.
Usai dibacakan doa, warga kemudian memperebutkan gunungan tersebut beramai-ramai sebagai simbol kemakmuran dan keberkahan.
Tradisi merayakan Tahun Baru Islam di Indonesia sangat beragam dan kaya akan makna. Setiap daerah memiliki cara unik untuk menyambut tahun baru dengan harapan dan doa untuk keselamatan serta kesejahteraan di tahun yang baru.