Rakik-Rakik, Tradisi Masyarakat Kabupaten Agam Semarakkan Suasana Malam Takbiran di Danau Maninjau
Keunikan dari tradisi rakik-rakik ini adalah tempat pelaksanaannya yang berlangsung di Danau Maninjau yang ikonik.
Keunikan dari tradisi rakik-rakik ini adalah tempat pelaksanaannya yang berlangsung di Danau Maninjau yang ikonik.
Rakik-Rakik, Tradisi Masyarakat Kabupaten Agam Semarakkan Suasana Malam Takbiran di Danau Maninjau
Gema takbir senantiasa berkumandang pada malam Idulfitri. Setelah sebulan penuh menunaikan ibadah puasa, umat muslim pun siap merayakan kemenangan yang ditandai dengan malam takbiran.
Cara memeriahkan malam takbiran biasa dilakukan dengan pawai keliling kampung dan terkadang dilombakan dengan berbagai maskot dan pakaian yang berwarna-warni.
Tradisi di malam takbiran ini sering dilakukan oleh umat muslim Indonesia di berbagai daerah dengan tradisinya masing-masing. (Foto: Wikipedia)
-
Apa yang dirayakan di Pekan Budaya Tarakan? Pekan Kebudayaan Daerah Kota Tarakan, yang merupakan rangkaian dari kegiatan Pesta Budaya Iraw Tengkayu ke-XII Tahun 2023 telah diselenggarakan selama satu pekan resmi ditutup.
-
Apa tradisi unik Bengkulu sambut Lebaran? Masyarakat muslim di Bengkulu punya tradisi unik yang bernama bakar gunung api.
-
Bagaimana tradisi angpao lebaran di Indonesia? Tradisi Lebaran ini terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa.
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Apa simbol tradisi Lebaran? Baju baru untuk Lebaran memang sudah menjadi tradisi yang sangat populer di Indonesia. Bahkan menjadi simbol kebahagian dan kebersamaan setiap orang.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
Perayaan malam takbiran juga dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, tepatnya di Danau Maninjau. Tradisi tahunan bernama rakik-rakik ini diselenggarakan oleh anak nagari dalam menyambut hari kemenangan.
Keunikan dari tradisi rakik-rakik ini adalah tempat pelaksanaannya yang berlangsung di Danau Maninjau yang ikonik.
Seperti apa pelaksanaan tradisi rakik-rakik ala masyarakat Kabupaten Agam ini? Simak ulasan informasinya yang dirangkum dari beberapa sumber berikut ini.
Tradisi Turun-temurun
Dihimpun dari beberapa sumber, tradisi rakik-rakik ini sudah menjadi warisan turun-temurun masyarakat setempat. Untuk menyemarakkan malam takbiran, tradisi rakik-rakik sudah dipersiapkan dengan matang sejak awal Ramadan.
Proses pembuatannya bangunan untuk rakik-rakik ini dilakukan secara gotong royong oleh pemuda-pemudi setempat. Mereka bekerja sama membentuk sebuah bangunan yang terbuat dari bambu. Bentuknya pun beragam, mulai dari jam gadang, rumah adat Minangkabau, hingga masjid. Rakik-rakik tersebut tampak begitu terang karena ditambahi hiasan lampu berwarna-warni.
Ketika rakik-rakik sudah selesai dibangun, nantinya akan segera dilepaskan ke Danau Maninjau.
Suasana pun tampak semakin meriah dengan adanya dentuman meriam yang dibunyikan dari atas rakik-rakik. Tradisi ini secara langsung menjadi salah satu hiburan yang paling ditunggu setiap tahunnya. (ppid.agamkab.go.id)
Faktor Budaya Merantau
Awal mula lahirnya tradisi rakik-Rakik ini masih berkaitan dengan budaya merantau yang sampai sekarang masih mendarah daging di masyarakat Agam. Konsep kekerabatan masyarakat Minangkabau sendiri menganut sistem matrilineal.
Sistem matrilineal ini sangat memihak kepada keluarga besar ibu yang dipimpin oleh mamak atau saudara laki-laki ibu. Hal ini juga berpengaruh terhadap pembagian harta warisan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Hak warisan untuk anak perempuan lebih diutamakan keluarga Minang, faktor inilah yang menyebabkan terjadinya budaya merantau ke luar daerah. Maka tak heran jika banyak dijumpai orang-orang Minang di mana saja.
Didedikasikan Untuk Para Perantau
Mengutip dari beberapa sumber, tradisi rakik-rakik ini menjadi bentuk apresiasi atau didedikasikan untuk para perantau yang sedang kembali ke tanah kelahirannya untuk bertemu dengan sanak saudara.
Idulfitri menjadi momen yang begitu menyenangkan sekaligus sebagai obat rindu para perantau. Selain itu, momen Lebaran menjadi ajang untuk menjalin silaturahmi setiap keluarga.
Waktu pelaksanaan dari tradisi Rakik-Rakik ini dimulai dari pukul 21.00 sampai pukul 01.00 WIB.