Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat
Seorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Seorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat
Kamis (11/7), kapal nelayan asal Rembang bernama KM Soneta dilaporkan tenggelam di perairan Karimunjawa, Jepara. Pada saat berangkat, kapal itu membawa sebanyak 16 anak buah kapal (ABK).
Dikutip dari ANTARA, KM Soneta berangkat melaut pada 6 Juli 2024 untuk mencari ikan di perairan utara Pulau Jawa. Namun pada 11 Juli, kapal itu mengalami kecelakaan di mana terjadi kebocoran pada tubuh kapal.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Kapan nelayan Kebumen tenggelam? Musibah yang dialami Sodiran terjadi pada Senin (10/7) sekitar pukul 06.30 WIB.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Siapa korban tenggelamnya kapal di Korsel? Tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi korban atas tenggelamnya kapal di Korea Selatan.
Saat kejadian kondisi ombak sedang besar setinggi 2,5 meter dengan angin kencang dan arus deras. Sebanyak sembilan ABK yang terombang ambing diselamatkan oleh kapal KM Bintang Barokah yang sedang melintas.
Sementara tujuh ABK lainnya belum ditemukan dan masih dalam pencarian. Pencarian kemudian dilakukan sekitar 4 mil dari sekitar lokasi kapal tenggelam.
Hingga tanggal 13 Juli, sudah ada 10 korban yang berhasil diselamatkan. Salah satu korban selamat itu adalah Sarji, warga Desa Labuhan Kidul, Kecamatan Sluke, Rembang.
Ia bercerita kesaksiannya mengenai tenggelamnya kapal yang ia naiki hingga sempat terombang-ambing tanpa kepastian di tengah lautan. Seperti apa kisahnya?
Sarji mengatakan, sebelum tenggelam, KM Soneta sempat dihantam gelombang besar sebanyak tiga kali. Saat kapal tenggelam, para ABK langsung terjun menggunakan pelampung.
“Pelampung apa adanya itu dipakai. Setelah itu kita terombang-ambing tiga hari tiga malam di lautan,” ujar Sarji dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa.
Saat itu, di sekitar Sarji ada enam orang yang terombang-ambing. Pada malam harinya, ia melihat salah seorang temannya meninggal. Sekitar dua jam kemudian, satu orang temannya kembali meninggal.
“Terus pagi harinya saya bilang gini sama kawan-kawan,’Dipertahankan ya fisiknya. Jangan sampai ada yang frustasi. Mudah-mudahan nanti ada kapal lewat bisa dapat bantuan,’” kata Sarji mengulangi perkataannya sewaktu masih di tengah laut.
Tak lama kemudian datanglah Kapal Bintang Barokah dari arah utara. Mereka pun berhasil diselamatkan. Menurut Sarji, di sekelilingnya ada empat orang yang berhasil diselamatkan.
Setelah berlayar sejauh 1-2 mil, Sarji melihat ada satu temannya lagi yang bisa diselamatkan. Tak terlalu jauh, satu ABK lagi berhasil diselamatkan. Jadi total enam orang ABK yang berhasil diselamatkan oleh KM Soneta.
Hingga berita ini ditulis, pihak petugas SAR masih melakukan pencarian terhadap sisa ABK yang belum ditemukan. Pencarian diperluas hingga 6 mil dari lokasi tenggelamnya kapal. Saat pencarian, ketinggian ombak di Laut Jawa berkisar antara 1-1,5 meter.