Kronologi Dua Anggota Basarnas Gugur saat Cari Korban Hanyut di Karo
Kedua jenazah ditemukan tak jauh dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP)di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Karo.
Dua orang anggota Basarnas Medan bernama Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Rabu (23/10) petang. Sebelum ditemukan meninggal dunia, keduanya sempat hilang selama 8 hari.
Kepala Kantor SAR Medan, Mustari mengatakan, kedua jenazah ditemukan tak jauh dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP)di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Karo.
“Pada pukul 16.00 WIB, tim drone melihat tumpukan sampah telah bergeser kencang ke hilir. Dari situ tim melihat tanda-tanda keberadaan korban. Tim SAR Unit (SRU) 3 menemukan jenazah Tengku Rahmatsyah Putra pada pukul 16.15 WIB, lalu korban dievakuasi. Sekitar 35 menit kemudian, SRU 3 kembali menemukan jenazah Dodi Prananta. Jarak dengan korban pertama sekitar 50 meter ke arah hulu sungai,” jelas Mustari, Kamis (24/10).
Pada pukul 19.00 WIB, kedua korban dievakuasi ke posko. Selanjutnya dibawa ke RSUD Karo di Kabanjahe.
“Keduanya kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan,” jelasnya.
Mustari menjelaskan kronologi gugurnya dua anggotanya itu berawal saat Kantor SAR Medan menerima laporan orang hanyut di Sungai Solok dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Selasa (15/10) sekitar pukul 15.10 WIB.
Korban hanyut itu diketahui bernama Jeplenta Sebayang (36) warga Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, pada Senin (14/10) sore. Setelah mendapat formasi tersebut, Kantor SAR Medan langsung menurunkan enam personel yaitu Tengku Rahmatsyah Putra, Dodi Prananta, Robi Daniel, Rocky Manik, Hermanto, dan Jery Novanda.
“Tim SAR menyusun rencana operasi untuk esok harinya, Rabu (16/10). Mereka menggunakan rafting untuk menyusuri area. Ketika proses pencarian memasuki ceruk sungai yang menyempit dengan arus yang sangat deras itu, terdapat sebuah kayu besar melintang di jeram. Rafting menabrak kayu tersebut. Rafting tak terkendali dan akhirnya terbalik,” jelas Mustari.
Kemudian, keenam penumpang perahu karet itu terlempar dan terbawa arus sungai. Salah satu anggota Basarnas Medan yakni Robi Daniel berhasil menyelamatkan diri dan mendapatkan pertolongan dari warga sekitar. Tidak jauh dari lokasi Robi, dua personel Basarnas Medan juga berhasil menyelamatkan diri.
“Ratusan personel dikerahkan untuk mencari ketiga korban yang masih hilang. Pencarian dilakukan dengan penyisiran sungai menggunakan perahu, penyisiran darat, dan mengerahkan drone termal,” ungkap Mustari.
Keesokan harinya, seorang anggota Basarnas lainya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Sementara pencarian terus dilakukan terhadap dua anggota Basarnas Medan dan satu orang korban yang menjadi target pada awal pencarian.
Nahas, Japlenta yang merupakan korban hanyut ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (19/10). Sedangkan dua anggota Basarnas Medan masih hilang dan akhirnya juga ditemukan meninggal dunia pada Rabu (23/10).
“Kedua jenazah telah (anggota Basarnas Medan) disemayamkan di rumah duka,” pungkas Mustari.