Mengenal Basarnas Spesial Grup, Tim Elit yang Diterjunkan Cari Korban Longsor Tambang Emas Gorontalo
Tim elit Basarnas ini dibentuk tahun 2012 dan berfokus kerja di bidang penyelamatan.

Tim elit Basarnas ini dibentuk tahun 2012 dan berfokus kerja di bidang penyelamatan.

Mengenal Basarnas Spesial Grup, Tim Elit yang Diterjunkan Cari Korban Longsor Tambang Emas Gorontalo
Pasukan khusus tidak hanya dimiliki TNI dan Polri. Badan SAR Nasional (Basarnas) juga memiliki personel elit. Namanya Basarnas Special Group (BS). Tim elit Basarnas ini mempunyai tugas fokus kerja di bidang penyelamatan.
BSG dibentuk pada tahun 2012. Tim Basarnas ini memiliki keterampilan khusus. Anggotanya memiliki keterampilan SAR di atas rata -rata rescuer lainnya.
Personel Dilatih Khusus
Anggota BSG dilatih keterampilan SAR termasuk Urban SAR. BSG dipersiakan sebagai Tim Urban SAR Indonesia. Tim Urban SAR Indonesia memerlukan pelibatan dari instansi/organisasi lain seperti Kemenkes, Polri dan lembaga lainnya.
Personel regu elit Basarnas ini terpilih melalui seleksi ketat. Setiap individunya memiliki kemampuan fisik dan mental prima serta berkeahlian khusus dalam bidang SAR gunung hutan, penyelaman laut, medis darurat, termasuk pengoperasian perangkat berteknologi canggih.
Diterjunkan Cari Korban Longsor Tambang Emas di Gorontalo
Tim elit Basarnas ini salah satunya diterjunkan untuk memaksimalkan upaya pencarian korban bencana longsor pada areal tambang emas rakyat di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
"Tadi regu BSG sudah tiba di Gorontalo," kata Deputi Operasi Basarnas Brigadir Jenderal TNI Edy Prakoso di Jakarta, Selasa (9/7), demikian dikutip Antara.
Lokasi Pencarian Korban Sulit Dijangkau
Edy mengatakan, sulitnya medan akses menuju lokasi bencana dan tantangan alam yang dihadapi tim gabungan di lapangan, membuat operasi SAR ini membutuhkan keahlian khusus dan strategi rumit karena memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Oleh karena itu pimpinan Basarnas menilai perlu dilakukan pengerahan regu BSG dengan harapan bencana longsor di areal tambang tersebut tidak berdampak makin luas hingga lebih banyak menimbulkan korban.
Selain itu Basarnas juga sudah mengerahkan personel tambahan dari Kantor SAR Manado ke lokasi bencana di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Mereka menggenapi ratusan personel tim SAR gabungan yang sudah lebih dulu berada di lokasi, terdiri dari Kantor SAR Gorontalo, Korem, Kepolisian Daerah, Palang Merah Indonesia, Kelompok Pencinta Alam, serta grup relawan dan lainnya.
Longsor Tambang Emas di Gorontalo
Sebagai informasi, pusat koordinasi operasi SAR Basarnas menerima laporan terjadi bencana tanah longsor di areal tambang rakyat di Desa Tulabolo Timur, Suwawa Timur, Bone Bolango, pada Sabtu (6/7), dan ada jiwa yang terancam dan membutuhkan pertolongan.
Informasi awal yang diterima peristiwa tanah longsor terjadi pada tengah malam sekitar pukul 23.45 Wita. Saat itu sebagian korban sedang beristirahat dan tertidur pulas di beberapa perkemahan atau warung yang ada di lokasi tambang.
Jumlah Korban
Data terkini dari petugas posko utama operasi SAR gabungan di Desa Tulabolo Timur, total jumlah korban sampai dengan Selasa siang bertambah menjadi 114 orang, dari sebelumnya sebanyak 104 orang dan 72 orang pada Senin (8/7).
Dari jumlah korban tersebut dilaporkan sudah sebanyak 17 orang ditemukan meninggal dunia, 52 orang selamat dengan luka ringan dan berat, kemudian korban hilang yang masih dalam pencarian sebanyak 45 orang.
Proses Evakuasi Korban
Para korban meninggal dan luka-luka dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di Bone Bolango dan Gorontalo.
Edy mengatakan cuaca menjadi salah satu faktor penentu kelancaran operasi SAR gabungan dan beruntung setidaknya hingga siang hari ini atau hari ketiga pasca-kejadian bencana cuaca dalam keadaan cerah dan berawan. Satu unit helikopter dari Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo turut disiagakan untuk menunjang kelancaran evakuasi korban.