Basarnas Temukan Jasad 2 Korban Banjir Bandang Luwu, Total Korban Jiwa 13 Orang
Tim SAR gabungan menemukan jasad korban banjir bandang di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Korban diidentifikasi sebagai Suardi (70) dan Mutmita (5).
Tim SAR gabungan menemukan jasad korban banjir bandang di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Selasa (7/5). Korban diidentifikasi sebagai Suardi (70) dan Mutmita (5).
Basarnas Temukan Jasad 2 Korban Banjir Bandang Luwu, Total Korban Jiwa 13 Orang
Kepala Kantor Basarnas Makassar Mexianus Bekabel mengatakan Tim SAR gabungan menemukan jasad Mutmita ditemukan pada pukul 09.51 Wita.
"Korban yang ditemukan oleh tim SAR bernama Mutmita, anak berusia 5 tahun yang sebelumnya dilaporkan hilang saat banjir bandang melanda Kecamatan Suli pada Kamis (2/5) kemarin," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Mexianus mengatakan, jasad Mutmita ditemukan sejauh satu kilometer arah tenggara dari jembatan gantung. "Korban berhasil ditemukan sekitar 1 km mengikuti jalur sungai dan saat ini telah dievakuasi ke rumah duka," ungkapnya.
Beberapa jam kemudian, tim SAR gabungan kembali menemukan satu jasad korban banjir bandang atas nama Suardi (70). Jasad Suardi ditemukan di bawah rakit mesin pengisap pasir milik korban.
"Sementara korban kedua atas nama Suardi ditemukan sekitar pukul 13.30 Wita sejauh 200 meter dengan berada di bawah rakit mesin pengisap pasir di Sungai Cimpu," ujar Mexianus.
Dengan ditemukan jasad Suardi dan Mutnita, total korban jiwa meninggal dunia akibat banjir di Kabupaten Luwu sebanyak 13 orang.
"Posko SAR gabungan saat ini masih menunggu informasi jika ada laporan dari warga yang kehilangan keluarganya, agar segera kami lakukan evakuasi," tutup Mexianus.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulanga Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengirimkan bantuan dua helikopter dan satu pesawat Cesna Caravan untuk menjangkau daerah terisolir akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Luwu.
"Seperti kita ketahui bersama ada tujuh wilayah kabupaten/kota di Provinsi Sulsel yang mengalami bencana. Rata-rata banjir, banjir bandang, tanah longsor bahkan juga ada yang tanah bergerak," ujarnya.
Suharyanto mengaku status tanggap darurat sudah dikeluarkan pemerintah daerah yang mengalami bencana alam. Meski demikian, ada daerah yang terisolir akibat banjir bandang dan tanah longsor, seperti di Kabupaten Luwu dan Luwu Utara.
"Secara umum untuk tanggap darurat sudah dilakukan semua. Sekarang masih agak berat adalah Kabupaten Luwu dan Luwu Utara," tuturnya.
Dia menjelaskan, daerah yang terisolir pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor akibat jembatan penghubung terputus. Berdasarkan data, kata Suharyanto, ada satu desa yang masih terisolir.
"Nah untuk tanggap darurat, BNPB bekerja sama dengan TNI-Polri, Pemprov untuk memastikan distribusi logistik ini betul-betul tersalur kepada masyarakat terdampak," ucapnya.
Akibat jalur darat terputus, pengiriman logistik harus melalui jalur udara dengan menggunakan helikopter. Saat ini, TNI AU dan Polda Sulsel sudah mengerahkan helikopter untuk mengirimkan bantuan ke daerah terisolir.
"BNPB per hari ini juga menambah dua pesawat helikopter dan satu pesawat Caravan. Semuanya difokuskan untuk membawa logistik, untuk melayani masyarakat yang terisolir tersebut dan masyarakat-masyarakat lainnya yang terdampak dan juga sarana angkut itu digunakan untuk evakuasi," ungkapnya.
Suharyanto juga telah berkomunikasi dengan Kementerian PUPR untuk mengerahkan alat berat untuk menyambung kembali jembatan yang terputus.
"Memang perlu waktu ya, tapi dengan dikerjakan segera mungkin mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama bisa tersambung kembali," sebutnya.
Suharyanto mengaku mendapatkan data 13 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di tujuh kabupaten di Sulsel. "Korban jiwa per hari ini per data ada 13 yang meninggal dan ada satu yang hilang," bebernya.