![<b>Terjang Dua Desa Sekaligus, Ini Fakta Banjir Bandang di Parigi Moutong Sulawesi Tengah</b>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/24/1719220197419-4diwj.jpeg)
Terjang Dua Desa Sekaligus, Ini Fakta Banjir Bandang di Parigi Moutong Sulawesi Tengah
Pihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Pihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Minggu (23/6) pagi bencana banjir bandang telah menerjang dua desa di Parigi Moutong tepatnya desa Sibalago dan Sienjo. Peristiwa ini terjadi akibat hujan lebat selama semalaman yang membuat Sungai Toribulu meluap.
Selain meluapnya Sungai Toribulu, banjir bandang semakin diperparah dengan adanya pertemuan pasang air laut. Kondisi tersebut menyebabkan banjir bandang di Desa Sibalago dan banjir di perumahan nelayan Desa Sienjo.
Melansir dari kanal Liputan6.com (23/6), Menurut Rifai, Sekretaris BPDB Parigi Moutong menjelaskan jika dari peristiwa ini telah memakan korban sebanyak tiga orang.
"Saat ini satu orang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan sementara dua orang lainnya masih dalam tahap pencarian," terang Rifai melalui Kanal Liputan6.com (23/6).
Melansir dari kanal Antara, akibat bencana ini sebanyak 29 rumah warga terdampak banjir dan 33 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 110 jiwa di Desa Sienjo. Puluhan KK terpaksa harus mengungsi di Kantor Kepala Desa setempat.
Dari 110 jiwa yang mengungsi, ada 12 bayi dan balita, dua orang penyandang disabilitas, dan empat lansia.
Kemudian di Desa Sibalago sebanyak 90 Kepala Keluarga terdampak dan satu fasilitas jembatan terputus sehingga warga Desa Sibalago terisolir.
Keterangan dari Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andy Sembiring, banjir bandang ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi sejak malam hari. Debit air yang semakin meningkat mengakibatkan meluapnya Sungai Toribulu.
Saat ini, pemerintah setempat sedang mengusahakan jembatan darurat agar akses masyarakat serta bantuan bisa tiba di lokasi bencana.
Pasca kejadian, Pemerintah Daerah (Pemda) segera mendirikan dapur umum sebagai sentra untuk menyiapkan makanan siap saji untuk para korban banjir.
"Kebutuhan mendesak saat ini adalah logistik, air bersih, perbaikan jembatan, normalisasi sungai, dan juga alat berat," ujar Amirudin.
Semantara itu pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II, Mutiara Sis-Aljufi Palu turut merilis imbauan kepada masyarakat perihal dampak hujan di Sulteng.
Pihaknya pun merilis status waspada dampak hujan bagi lima daerah, yaitu Kabupaten Morowali Utara, Tojo Una-una, Banggai, Poso, dan Parigi Moutong.
Selain itu, ada pula peringatan dini cuaca berbasis dampak hujan lebat yang berlaku selama dua hari ke depan.
"Kami berharap masyarakat lebih memperkuat mitigasi bencana guna menghindari resiko kerugian harta benda dan korban jiwa," tutup Amirudin.
Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu.
Baca SelengkapnyaPencarian 10 korban banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat yang terjadi terjadi pada Sabtu (11/4), masih berlanjut.
Baca SelengkapnyaBriptu RDW tewas setelah dibakar istrinya Briptu FN di Asrama Polisi, Jalan Pahlawan, Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSebagian wilayah Indonesia belakangan ini dilanda hujan lebat hingga menyebabkan terjadinya banjir.
Baca SelengkapnyaKambing bertanduk lima ini hanya akan dilepas pemiliknya saat ada yang berani membayar Rp15 juta
Baca SelengkapnyaTim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan, Sabtu (8/6), menutup upaya pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaBanjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir bandang itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu.
Baca Selengkapnya