Menjaga Tradisi, Begini Suasana Perkampungan Suku Jawa Kuno Kejawen Adat Istiadatnya Masih Kental
Begini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Begini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Menjaga Tradisi, Begini Suasana Perkampungan Suku Jawa Kuno Kejawen Adat Istiadatnya Masih Kental
Masyarakat Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah masih menjunjung tinggi tradisi leluhur mereka.
Masyarakat desa sampai saat ini masih memegang erat kepercayaan Islam Kejawen yang terus dilestarikan.
Masyarakat Islam Kejawen adalah masyarakat yang memegang erat agama yang berbeda dengan Islam pada umumnya. Mereka hanya menjalankan 3 ibadah yaitu syahadat, zakat, dan puasa.
Selain itu, perumahan-perumahan warga di desa Pekuncen pun masih sangat kental dengan budaya Jawa masa lalu. Dengan rumah yang berbentuk joglo dan terbuat dari kayu. Simak ulasannya sebagai berikut.
Penampakan Kampung Masyarakat Islam Kejawen
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Cerita Anak Desa CAD memperlihatkan penampakan sebuah kampung yang masyarakatnya masih menjunjung tinggi budaya leluhur Jawa di masa lalu.
Masyarakat Jawa di Desa Pekuncen menamakan dirinya sebagai Jawa Bonokeling. Bahkan, agama yang mereka pegang adalah agama Islam Kejawen. Islam Kejawen mempunyai ritual ibadah yang berbeda dengan Islam pada umumnya.
Masyarakat Islam Bonokeling mempunyai berbagai macam upacara adat yang sangat kental dengan budaya Jawa kuno. Masyarakat juga sangat menerima perbedaan kepercayaan asalkan bisa saling menghormati satu sama lain.
“Dalam hal perbedaan, masyarakat sangat menghormati dan menerima siapapun dalam berbagai kepercayaan. Selama mereka mampu beradaptasi dengan warga sekitarnya,”
ucap pria dalam video.
Perbedaan Perayaan Hari Raya
Masyarakat Desa Pekuncen merayakan hari raya Idul Fitri dengan sebutan Bada Riyaya. dalam ritual hari raya tersebut, mereka akan berpakaian serba hitam, memakai kain pengikat kepala dan sarung batik.
Setelah itu, masyarakat Jawa Bonokeling akan berkumpul di sebuah rumah joglo dan bersama-sama berjalan menuju kelurahan dan kemudian dilanjutkan dengan membersihkan makam leluhur Bonokeling.
“Yang namanya Bada Riyaya itu nantinya kumpulnya di kelurahan. Tapi sebelumnya masyarakat kumpul di sesepuh sini. Itu minta restu, kemudian izin semuanya adalah nanti sowan ke makam,” ucap salah satu warga Islam Bonokeling.