Krim Wajah Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Kuil Romawi, Arkeolog Hampir Pingsan Saat Buka Kemasannya
Ketika kemasan krim dibuka, para arkeolog hampir pingsan. Simak apa penyebabnya,
Krim Wajah Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Kuil Romawi, Arkeolog Hampir Pingsan Saat Buka Kemasannya
Para arkeolog diliputi kegembiraan sekaligus bingung ketika menemukan sebuah kaleng yang berisi salep kuno berusia 2.000 tahun. Yang membuatnya semakin menarik, salep ini tidak ditemukan di rumah seperti umumnya, melainkan di dekat sebuah kuil Romawi kuno di London.
Sumber: Ancient Origins
Bahan Krim Kuno
Lokasi penemuan yang tak biasa ini awalnya membuat para peneliti meyakini salep ini digunakan untuk obat atau ritual. Namun, analisis mendalam berhasil mengungkapkan bahwa bahan-bahannya terdiri dari lemak hewan, pati, dan timah sebagai pigmen, yang mengungkapkan bahwa ini sebenarnya adalah krim wajah berwarna dari zaman Romawi.
-
Dimana penemuan makeup kuno itu? Mereka berhasil menemukan produk makeup langka dengan 10 warna berbeda serta berbagai jenis aksesori rambut dan perhiasan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di pemakaman Romawi Kuno? Saat melakukan penggalian pada tahun 1970-an di pemakaman Romawi kuno di Belgia, arkeolog menemukan satu jasad manusia yang kemudian dipajang di sebuah museum.
-
Dimana cari krim anti aging? Salah satu produk skincare yang efektif dalam merawat dan mencegah tanda-tanda penuaan adalah krim dengan kandungan anti-penuaan yang dapat membuat kulit tampak lebih muda.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Krim wajah Romawi ini ditemukan dalam sebuah pot kaleng berukuran 6 x 5 sentimeter dengan hiasan ornamen di luarnya. Krim wajah ini memiliki kualitas yang sebanding dengan kosmetik yang diproduksi saat ini. Ketika para arkeolog membuka kaleng tersebut, mereka hampir pingsan karena bau beracun yang menyengat.
Foto: Nature
Pemilik Krim
Krim wajah ini kemungkinan milik seorang wanita kaya atau PSK yang ada di kuil tersebut. Kuil-kuil tersebut tidak hanya didirikan dan digunakan oleh para prajurit, tetapi juga oleh berbagai kalangan masyarakat.
Sumber: Ancient Origins
Meskipun belum diketahui pasti apakah pemilik krim wajah ini adalah orang Romawi atau Inggris, temuan ini memberikan bukti bahwa budaya Romawi berkembang pesat di London pada masa itu, dengan keinginan untuk mengadopsi berbagai aspek dari budaya Romawi.
Foto: Nature
Biasanya, krim wajah Romawi secara tradisional dibuat dengan menggunakan timbal untuk menciptakan warna yang diinginkan. Namun, di Kepulauan Inggris jarang ditemukan timbal dan cenderung banyak sumber timah. Dari sini, mungkin produsen krim ini bersusah payah untuk meracik krim wajah dengan bahan-bahan lokal daripada harus mengimpornya.
Sumber: Ancient Origins
Bangsa Romawi menghargai kulit putih, dan penemuan krim wajah berwarna putih ini mungkin menjadi tanda bahwa penduduk London saat itu tengah mengadopsi budaya Romawi dalam berbagai cara, bukan hanya dalam hal arsitektur.
Sumber: Ancient Origins
Berkat pembuangan krim wajah oleh seseorang 2.000 tahun yang lalu, para arkeolog dan sejarawan saat ini memiliki peluang baru untuk menyelidiki lebih dalam kompleksitas kehidupan di London zaman Romawi.
Sumber: Ancient Origins