Sedang Jalan-Jalan di Pantai, Seorang Warga Temukan Patung Dewa Wisnu Berusia 700 Tahun Setinggi Hampir 1 Meter
Temuan ini menarik perhatian para arkeolog dan masyarakat luas.

Saat sedang berjalan-jalan di pantai pada Jumat malam lalu, seorang perempuan di Rushikonda, Andhra Pradersh, India, menemukan patung Dewa Wisnu setinggi hampir 1 meter terdampar di tepi pantai. Patung ini terbuat dari granit dan diperkirakan berusia 700 tahun, ditemukan terdampar di Pantai Pedda Rushikonda.
Dipali Naidu, warga yang menemukan patung ini kemudian segera melaporkan temuannya kepada pihak berwenang. Penemuan ini langsung menarik perhatian Departemen Arkeologi dan Museum Negara Bagian Andhra Pradesh, dikutip dari Arkeonews, Senin (24/3).
Patung ini menggambarkan Dewa Wisnu dalam wujud Janardana, ditemukan dalam dua bagian dengan satu lengan patah. Pihak berwenang segera mengambil alih patung tersebut untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Asisten Direktur Departemen Arkeologi dan Museum Negara Bagian Andhra Pradesh, R. Phalguna Rao berspekulasi patung tersebut mungkin berasal dari abad ke-13 atau ke-14, meskipun kecil kemungkinannya berasal dari Andhra Pradesh Utara.
"Sebagian besar patung dari wilayah ini pada masa itu dibuat dari batu khondalite, sedangkan patung ini terbuat dari granit," jelasnya dalam sebuah wawancara dengan The Hindu.
Pernah Memegang Shankha
Rao menjelaskan, lengan yang patah diperkirakan dulunya memegang shankha (conch), sebuah simbol penting dalam ikonografi Hindu. Kehilangan shankha ini tentu mengurangi nilai estetika dan makna religius patung tersebut.
Dewa Wisnu adalah salah satu dewa utama dalam agama Hindu, yang dipuja sebagai pemelihara dan pelindung alam semesta. Wisnu diyakini mewujudkan prinsip-prinsip dharma (kebenaran) dan sering digambarkan sebagai sosok baik hati yang turun tangan di dunia untuk memulihkan tatanan kosmik.
Nama ‘Janardana’ berasal dari bahasa Sansekerta, di mana ‘Jana’ berarti manusia atau makhluk hidup, dan ‘Ardana’ berarti menghilangkan atau meringankan penderitaan. Wujud Wisnu ini melambangkan perannya sebagai pelindung umat manusia, yang menekankan komitmennya untuk melindungi dan memelihara kehidupan.
Para arkeolog menduga patung tersebut mungkin pernah menghiasi sebuah kuil sebelum akhirnya dibuang ke Teluk Benggala. Praktik pembuangan patung dewa yang rusak ke laut, menurut para arkeolog, merupakan praktik umum pada masa lalu. Praktik ini mungkin dilakukan sebagai bentuk penghormatan atau ritual tertentu terhadap dewa yang dilambangkan oleh patung tersebut.
Patung tersebut kini telah dipindahkan ke Museum Visakha untuk dipajang di bagian arkeologi..