![Mengintip Istana Peninggalan Konglomerat Raja Gula Asia Tenggara, Kini Temboknya Dipenuhi Lumut Tak Terawat dan Terbengkalai<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/30/1717051923031-nc2b9.jpeg)
Mengintip Istana Peninggalan Konglomerat Raja Gula Asia Tenggara, Kini Temboknya Dipenuhi Lumut Tak Terawat dan Terbengkalai
Ternyata dulunya bangunan ini merupakan istana peninggalan seorang konglomerat ternama se-Asia Tenggara.
Ternyata dulunya bangunan ini merupakan istana peninggalan seorang konglomerat ternama se-Asia Tenggara.
Salah satunya adalah bangunan tua yang saat ini masih berdiri di kota Semarang, Jawa Tengah ini. Ternyata dulunya bangunan ini merupakan istana peninggalan seorang konglomerat ternama se-Asia Tenggara.
Seperti apa penampakan bangunan itu saat ini? Siapakah sosok peninggalnya? Berikut ulasannya:
Istana ini dikenal dengan sebutan Istana Pamularsih. Siapa sangka, istana itu merupakan peninggalan konglomerat ternama Indonesia Oei Tiong Ham.
Diketahui, ia merupakan pengusaha terkaya saat itu hingga mendapat julukan ‘Sang Raja Gula’ di Asia Tenggara.
Sebuah video diunggah oleh akun Instagram @aslisemarang, memperlihatkan kondisi istana peninggalan Sang Raja Gula saat ini.
Sayangnya, bangunan peninggalan Oei Tiong Ham itu kini sudah tidak terawat. Terlihat terbengkalai, bahkan di setiap sudut temboknya ditumbuhi oleh lumut-lumut liar.
Beberapa atap dari istana ini juga sudah terlihat keropos dan berlobang.
Sebagai informasi, Oei Tiong Ham adalah pengusaha Hindia Belanda berdarah Tionghoa anak dari Oei Tjie Sien, pendiri perusahaan perdagangan multinasional Kian Gwan.
Kekayaan Oei Tiong Ham bertumpu pada industri gula. Maka dari itu, julukan “Sang Raja Gula” pun disandangnya.
Ia mengabdi sebagai Luitenant der Chinezen pada pemerintahan kolonial di Semarang dan mempunyai pangkat Majoor hingga purna tugasnya.
Tampak beberapa gedung inti pemerintahan yang kian menunjukkan bentuknya.
Baca SelengkapnyaPengalaman mewah menjadi pilihan umum manakala para konglomerat menghabiskan uang mereka.
Baca SelengkapnyaPenilaian terhadap kesan warteg kotor dan kumuh sudah dianggap ketinggalan zaman.
Baca SelengkapnyaMisrad menuturkan, pada pengalaman sebelumnya, Kemenag sudah sukses melakukan pencairan santunan ganti untung terhadap warga terdampak lahan pembangunan UIII.
Baca SelengkapnyaKegiatan jalan kaki dan berlari dalam rangka HTTS juga berlangsung di beberapa kota di dunia.
Baca SelengkapnyaKejati akan melakukan pemangilan kepada para tersangka pada 31 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaAda bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaBerkas tuntutan yang telah disiapkan oleh Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga mencapai ribuan halaman.
Baca Selengkapnya