Melacak Jejak Bekas Makam Raja Gula Oei Tiong Ham di Semarang, Sengaja Disembunyikan dari Publik
Belum ada bukti kuat bahwa dahulu di sana jenazah Sang Raja Gula disemayamkan

Belum ada bukti kuat bahwa dahulu di sanalah jenazah Sang Raja Gula disemayamkan

Melacak Jejak Bekas Makam Raja Gula Oei Tiong Ham di Semarang, Sengaja Disembunyikan dari Publik
Pada masa-masa akhir hidupnya, Sang Raja Gula Oei Tiong Ham memilih tinggal di Singapura. Saat meninggal dunia pada 6 Juni 1924, jenazahnya dibawa ke Semarang untuk dikebumikan di kota kelahirannya itu.


Sebelum meninggal dunia, Oei Tiong Ham sempat berwasiat ingin dimakamkan di dekat almarhum ayahnya di Pamularsih, Kota Semarang.
Prosesi pemakamannya berlangsung mewah. Jenazahnya diantar dengan kapal-kapal berhiaskan naga melewati kali Semarang menuju ke rumah duka.
Warga berduyun-duyun turun ke jalan menyaksikan pemakaman Sang Raja Gula. Tokoh-tokoh penting pemerintah Kolonial Belanda juga turut hadir dalam upacara pemakaman itu.
Hingga kini, makamnya di Pamularsih sengaja disembunyikan dari publik agar warga sekitar tidak terusik.
Pada tahun 1960, jenazah Oei Tiong Ham dikremasi dan dipindahkan ke Singapura. Namun bekas makamnya kini masih bisa dijumpai. Lalu bagaimana kondisinya?

Dilansir dari kanal YouTube Tri anaera vloger, berdasarkan keterangan warga setempat makam Oei Tiong Ham digambarkan menghadap ke utara dengan sejumlah anak tangga yang tinggi dan pelataran luas yang lantainya terbuat dari batu marmer.
Saat dibongkar untuk dipindahkan, suara pemecah batu terdengar keras. Banyak perhiasan seperti emas dan permata yang digali lalu dicuci dengan cairan kimia.
Konon jenazahnya dikubur dalam posisi duduk dengan memakai jas kebangsawannya, sebelum akhirnya dikremasi dan dibawa ke Singapura.
Saat Tri Anaera Vloger meninjau lokasi, banyak ditemukan sisa ornamen makam dengan berbagai corak. Selain itu juga terdapat tegel bekas halaman makam di sebelah barat.
Selain ornamen-ornamen yang berserakan di tanah, sebenarnya masih banyak ornamen lain yang sudah menyatu dengan bangunan penduduk setempat.

Di lokasi itu terdapat sebuah gundukan tanah yang cukup tinggi. Warga sekitar percaya di sana masih banyak terpendam ornamen bekas makam Oei Tiong Ham.

Di samping itu, di sana juga terdapat lahan kosong. Konon di lahan kosong itulah dahulu terdapat anak tangga naik menuju ke makam Sang Raja Gula.

Sayangnya selain bukti tersebut, tidak ada bukti lain yang memperkuat asumsi bahwa dulunya di sanal Oei Tiong Ham pernah dimakamkan.