Mengunjungi Mata Air Warisan Kolonial Belanda di Semarang, Diyakini Jadi Kediaman Ular Naga
Kini tempat itu sering digunakan warga untuk ritual maupun aktivitas kebatinan lainnya.
Kini tempat itu sering digunakan warga untuk ritual maupun aktivitas kebatinan lainnya.
Mengunjungi Mata Air Warisan Kolonial Belanda di Semarang, Diyakini Jadi Kediaman Ular Naga
Perkebunan kopi yang dibangun tahun 1886 ini adalah peninggalan Belanda.
Perkebunan ini berada tepat di tepian Rawa Pening. Di tengah kebun kopi itu ada sebuah mata air.
Dulunya mata air itu digunakan anak-anak kolonial untuk mandi dan mengairi perkebunan kopi di sana. Masyarakat setempat menamai mata air itu “Tuk Bong”.
-
Dimana mitos ular naga di Sungai Mahakam? Sejak zaman dahulu, misteri ular naga di Sungai Mahakam telah menjadi perbincangan yang hangat.
-
Dimana penemuan batu naga dilakukan? Batu ini ditemukan pada tahun 1980 di sebuah pemakaman kuno bernama Hamaliri taratsk, dekat desa Lchashen, di dataran tinggi dekat Danau Sevan, Armenia.
-
Bagaimana cerita mitos ular naga di Sungai Mahakam? Konon, pada tahun 1980, seekor naga muncul ke permukaan Sungai Mahakam tengah malam. Wujud naga ini dikatakan sangat besar dan mata naga terlihat terang.
-
Di mana patung naga ditemukan? Patung naga tersebut ditemukan bersama artefak lainnya di wilayah pegunungan di Daerah Otonomi Mongolia Dalam di China utara.
-
Dimana tongkat ular ditemukan? Tongkat ini ditemukan dalam lapisan gambut yang terkubur di Kota Jarvensuo, 120 km di sebelah barat laut Helsinki. Kondisinya utuh dan terawat.
-
Dimana penemuan makam kuno itu? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
Tak hanya sebagai situs bersejarah, masyarakat setempat percaya bahwa Tuk Bong merupakan tempat kediaman sesosok ular naga.
Berikut selengkapnya:
Perjalanan menuju rumah tua peninggalan Belanda itu melewati tepian Rawa Pening. Dilansir dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe, kopi di sana kualitasnya diakui dunia.
Beberapa rumah tua peninggalan Belanda masih tampak berdiri utuh. Tak jauh dari rumah-rumah inilah letak pemandian itu berada.
Tuk Bong tampak hanyalah sebuah kolam kecil berbentuk persegi. Airnya masih utuh. Namun masyarakat setempat punya cerita mistis sendiri mengenai tempat tersebut.
Mas Bagus, salah seorang warga Purworejo, mengaku sering melakukan kegiatan mencari ketenangan di tempat itu. Ia mengaku sering mendengar kejadian-kejadian tak masuk akal di Tuk Bong.
“Ada seperti penampakan, perasaan seperti orang berjalan, bahkan joglo ini bisa bergetar seperti ada gempa,” kata Mas Bagus dikutip dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Mas Bagus mengatakan, Tuk Bong sering digunakan warga sebagai tempat ritual, semedi, dan aktivitas kebatinan lainnya.
“Saya berbicara dengan warga yang bekerja di sini. Mereka bilang tempat ini adalah pusat dari Rawa Pening,” kata Mas Bagus.