Sejarah Valentine: Santo Valentinus, Cokelat, & 14 Februari Sebagai Hari Kasih Sayang
Hari valentine ternyata memiliki sejarah yang sangat panjang dan bahkan hingga ribuan tahun.
14 Februari dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia sebagai hari valentine atau hari kasih sayang. Nama valentine sendiri disebut berasal dari salah satu santo atau orang suci dari agama kristen yang memiliki akhir kisah cinta yang tragis. Namun sebenarnya perayaan ini juga telah dirayakan sejak masa yang lebih lampau.
Dari Lupercalia menjadi Hari Santo Valentinus
-
Apa itu Hari Valentine? Hari Valentine, yang juga disebut Hari St. Valentine, adalah perayaan kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya.
-
Apa yang dirayakan pada Hari Valentine? Perayaan ini memiliki akar sejarah yang kompleks dan berbagai versi asal-usulnya. Namun, secara umum, Hari Valentine diidentikkan dengan cinta romantis dan ekspresi kasih sayang.
-
Apa inti dari pendapat MUI tentang perayaan Hari Valentine? Dalam kesempatan berbeda, MUI Kota Bengkulu meminta warga muslim tidak merayakan hari Valentine. Ulama menganggap Hari Valentine haram bagi umat muslim karena tidak diajarkan dalam Islam. "Ini sudah kita peringatkan bertahun-tahun. Ini budaya Eropa dan bukan tradisi umat muslim," ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Bengkulu, Rusdi Syam, di Bengkulu, Jumat (12/2).
-
Kenapa Hari Valentine dikaitkan dengan cinta? Karena alasan inilah hari Valentine lantas dikaitkan dengan hari perayaan cinta.
-
Kapan Hari Valentine dirayakan? Februari juga dikenal sebagai bulan cinta dengan perayaan Hari Valentine pada tanggal 14 Februari.
©Freepik
Dilansir dari Today I Found Out, pada masa Romawi kuno, tanggal 13, 14, dan 15 Februari diperingati sebagai Lupercalia atau festival kesuburan dan kesehatan. Pada awalnya, festival ini berasal dari nama seorang dewa bernama Lupercus dan sebenarnya berisi tentang perayaan agar hewan ternak yang dimiliki selalu subur dan sehat.
Seiring waktu, festival ini menjadi pemujaan terhadap pendiri kota Roma yaitu Romulus dan Remus agar memberikan kesehatan dan kesuburan pada penduduk. Kesuburan yang diberikan pun bukan hanya sebatas kepada hewan ternak saja tetapi juga pada wanita-wanita yang berada di wilayah kerjaan Romawi.
Disebut juga bahwa pada festival tersebut biasanya juga dilakukan perjodohan antara pria dan wanita. Pada perjodohan tersebut seorang pria akan menarik secara acak nama wanita yang dipilihnya lalu mereka akan bersama selama festival tersebut berlangsung. Jika memang cocok, maka mereka akan meneruskan hubungan tersebut dan menikah.
Pada abad kelima, Paus Hilarius melarang festival ini karena berasal dari budaya pagan dan tidak cocok dengan nilai-nilai Kristen. Namun tak lama kemudian, Paus Gelasius mencabut larangan festival tersebut dan meneruskan tradisi yang sudah dilaksanakan selama ratusan tahun tersebut. Pada masa itu juga Paus Gelasius mulai menjadikan tanggal 14 februari lebih Kristiani dengan menjadikannya sebagai peringatan untuk Santo Valentinus.
Tiga Pria di Masa Lalu Bernama Valentine
Walau disebut sebagai peringatan untuk Santo Valentinus atau Saint Valentine, tetapi sebenarnya tidak jelas Valentine mana yang dimaksud karena nama tersebut begitu jamak digunakan pada saat itu. Terdapat tiga orang bernama Valentine yang mungkin merupakan sosok yang dimaksud oleh Paus Gelasius tersebut.
Valentine pertama hidup pada abad ketiga dan dibunuh oleh kaisar Claudius karena dia ketahuan menikahkan seorang prajurit beragama Kristen secara ilegal. Pada saat itu kaisar melarang seluruh prajuritnya untuk menikah agar mereka hanya setia pada negara saja. Valentine kedua merupakan seseorang pria asal Afrika yang dibunuh karena menolak untuk keluar dari Kristen. Sedangkan Valentine ketiga merupakan seorang uskup di italia yang dibunuh secara tragis.
Sejak masa Paus Gelasius hingga abad ke-14, tanggal tersebut terus diperingati untuk mengenang St. Valentine. Bukti pertama perubahan tanggal tersebut sebagai hari kasih sayang mulai muncul pada tahun 1477 melalui sebuah surat dari wanita bernama Margery Brewes kepada John Paston. Satu abad kemudian pada sebuah puisinya, William Shakspeare juga menggunakan simbol hari Valentine sebagai kasih sayang.
Hari Valentine dan Cokelat
Pixabay
Pada abad ke-18, bertukar surat cinta merupakan sebuah tradisi yang biasa dilakukan ketika hari Valentine tiba. Kebiasaan tersebut bermula di Inggris hingga kemudian menyebar ke Amerika Serikat dan seluruh dunia.
Sejarah cokelat sebagai sebuah makanan yang menjadi lambang kasih sayang dapat ditelusuri sejak era masuknya cokelat ke Eropa pada sekitar tahun 1600-an. Pada saat itu Madame du Barry yang merupakan istri dari raja Louis IV memberikan minuman cokelat pada suaminya sebagai stimulan. Pada saat itu cokelat hanya dinikmati sebatas oleh anggota kerajaan saja namun sudah merupakan salah satu simbol cinta.
Hubungan antara cokelat dengan hari valentine sepenuhnya terjadi karena kebetulan semata. Hal itu terjadi seiring meningkatnya cokelat sebagai makanan yang cukup populer bagi masyarakat serta penetapan hari valentine sebagai sebuah hari libur. Pada tahun 1837, ratu Victoria menjadikan hari valentine sebagai sebuah perayaan dan hal ini disambut dengan sangat meriah oleh rakyatnya.
(mdk/RWP)