Tips membedakan sepatu Docmart asli dan palsu

Sebelum membeli Docmart, konsumen harus jeli dan teliti.

Bagi pencinta sepatu Dr. Klaus Martens atau lebih dikenal dengan sebutan Docmart, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Dari mulai membeli bekas, sampai membedakan mana yang asli dan palsu.

Salah seorang pentolan komunitas Docmaters Bandung, Andha Cilaki (30) mengatakan, kini ada beberapa negara yang membuat sepatu Docmart berlisensi original. Di antaranya adalah India, Bangladesh, Thailand, China, dan Vietnam.

"Sekarang memang sudah ada buatan Asia Tenggara, tapi itu juga di bawah pengawasan dari pusat, jadi otomatis original," kata Andha kepada merdeka.com, Selasa (17/11).

Andha mengungkapkan, komunitas Docmarters Bandung kerap membahas penjualan sepatu Docmart Bandung yang dijual dengan harga tinggi. Namun, kata dia, apabila benar-benar fanatik dengan sepatu buatan Inggris itu, berapa pun harganya pasti akan dibeli. Terlebih jika Docmart itu jenis rare atau langka.

"Kita juga sering membahas bagaimana jangan ada penipuan soal penjualan. Ada yang beli harganya Rp 1,5 juta tapi dijual bekas jadi Rp 1,3 juta, tapi itu masih saja ada yang beli," ucapnya.

"Ada juga yang gak peduli soal harga, katanya ini masalah fashion. Dan kalau original, gak peduli buatan mana pasti dibeli. Kalau mereka cari yang rare dan harganya di atas Rp 3 juta, pasti dibeli," ujarnya melanjutkan.

Meski begitu, lanjut Andha, bukan berarti sepatu yang dahulu identik dengan anak band itu tidak ada yang palsu. Dia pun memberikan beberapa tips agar calon pengguna sepatu Docmart bisa membedakan mana yang asli atau bukan.

Andha menyebutkan, sepatu Docmart yang asli memiliki tekstur kulit sepatu halus juga licin. Kemudian, jaitan yang dimiliki pun menjadi ciri khas sepatu buatan dokter berkebangsaan Jerman itu.

"Dilihat dari jahitan, kalau yang asli ada tiga jalur jaitan yang khas. Stitch England Docmart juga jahitan tangan, jadi gak rapi ada yang panjang dan pendek. Sole bagian dalam, juga ada emboss size-nya. Kemudian dari kulitnya juga beda," ungkap Andha.

Baca juga:
3 Masjid di Bandung yang jadi tempat selfie favorit
Salju Band luncurkan single dengan format baru
Baru awal musim hujan, jalanan di Bandung ibarat sungai
Bandung akan terapkan sekolah berbasis digital
Pemda di Jabar dinilai bersekongkol dengan kelompok tidak toleran