Warga Jepang lagi doyan menikah tanpa pasangan
Pernikahan kini menjadi sesuatu yang langka di Jepang karena kebanyakan orang menempatkan karir di atas segalanya.
Pernikahan kini menjadi sesuatu yang langka di Jepang karena kebanyakan orang menempatkan karir di atas segalanya. Dan fenomena itu berhasil memunculkan banyak layanan yang diperuntukkan bagi wanita lajang. Salah satunya adalah Solo Wedding.
Layanan ini menawarkan paket pernikahan bagi wanita lajang atau wanita yang sudah memiliki pacar tetapi belum ada rencana untuk menikah, untuk merasakan pengalaman jadi pengantin. Meski terkesan aneh, konsep ini rupanya sangat populer di kalangan wanita Jepang saat ini.
-
Kenapa ucapan pernikahan penting? Tak sekedar mengikat janji suci, kedua pasangan juga akan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang terdekat mereka.
-
Bagaimana pernikahan tersebut dilakukan? Pernikahan tersebut selayaknya yang terungkap dalam video singkat unggahan akun Instagram @undercover.id beberapa waktu lalu. Video berdurasi pendek itu menampilkan momen sakral saat kedua mempelai tengah menjalani proses akad nikah. Diketahui, pernikahan tersebut berhasil digelar melalui jalur pendekatan taaruf dari kedua belah pihak.
-
Kapan Dastia Prajak menikah? Dastia Prajak mengakhiri masa lajangnya pada Maret 2021.
-
Kapan Winda menikah? Menikah di usia 22 tahun, Winda pun memutuskan untuk vakum dari dunia hiburan.
-
Kenapa akta nikah itu penting? Hingga kini, banyak masyarakat yang mengabaikan pentingnya akta perkawinan. Padahal, akta perkawinan memiliki banyak manfaat untuk pernikahan. Dengan adanya akta nikah, negara turut mengakui adanya pernikahan. Hal ini dapat mencegah fitnah serta memberikan posisi yang pasti bagi suami dan istri di hadapan hukum. Akta nikah juga sangat penting untuk mengurus dokumen, dan menegaskan status anak serta tidak ada pihak yang dirugikan apabila terjadi perceraian.
-
Di mana pernikahan ini dilangsungkan? Dalam acara sakral yang digelar di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara itu terlihat pengantin pria bernama Mirza Robert MN Pitt mendatangi rumah mempelai perempuan didampingi sang ibu.
Sejak Cerca Travels, perusahaan yang berbasis di Kyoto, meluncurkan Solo Wedding pada bulan Juni kemarin, sudah ada 10 wanita lajang yang memesan layanan tersebut. Seperti dilansir situs RocketNews24, layanan ini ditangani oleh para profesional, dan dilengkapi dengan tingkat yang sama layaknya upacara pernikahan betulan.
Setelah pengantin wanita mengenakan gaun putihnya, dia akan dibawa ke lokasi indah di Kyoto untuk menjalani sesi pemotretan. Klien juga bisa minta ditemani oleh seorang pria yang berperan sebagai pendampingnya. Cerca Travels menyediakan pengantin pria berusia antara 20-70 tahunan.
Ada berbagai paket yang tawarkan, dan yang termurah dibanderol mulai 330.000 yen (sekitar Rp 34,7 juta).
"Saya benar-benar merasa seperti sedang bermimpi," tulis seorang klien berusia 50-an di situs resmi Cerca Travels.
Photos byCerca Travel/Facebook
Klien lain yang berusia 30-an mengatakan bahwa dia merasa sangat bahagia, dan sudah lama ingin memakai gaun pernikahan. Meski dia bukanlah seorang wanita lajang, dia tidak ingin mengganggu pacarnya dengan terus merengek minta dinikahi.
Beberapa mungkin berpikir bahwa konsep ini sangat aneh. Namun, banyak wanita di luar sana yang tidak memiliki kesempatan untuk merasakan pernikahan yang sempurna.
(mdk/des)