Adhyaksa: Pak Ahok itu adik saya
Adhyaksa mengaku tak marah karena disebut Ahok tak mengerti tentang survei.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 sudah di depan mata. Bakal calon sudah melempar perang verbal ke calon lawannya. Hal ini berawal dari hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang menyebutkan, tingkat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih tertinggi, yakni 43 persen.
Tapi, angka tersebut dinilai belum cukup menurut mantan Menpora Adhyaksa Dault, sebagai modal maju pada Pilkada DKI 2017.
Menurut Adhyaksa, angka 43 persen menunjukkan masyarakat Jakarta tidak ingin Ahok menjabat sebagai gubernur lagi. Terlebih, Ahok merupakan calon petahana.
Mendengar sindiran-sindiran seperti itu, seperti biasa Ahok langsung naik pitam. Ahok menilai Adhyaksa tidak mengerti sistem statistik.
Adhyaksa menanggapi pernyataan Ahok itu dengan santai walaupun dianggap tidak mengerti mekanisme dari hasil survei. Dia menyatakan walaupun hanya seorang mantan Menpora, tetapi justru menguasai tentang statistik.
"Ya biasalah, saya kira begini cara membacanya kan beliau mengatakan Adhyaksa tidak mengerti statistik. Cuma mantan Menpora, ya saya bisa mengerti, terus saya bilang jangan gitu dong Pak Ahok gini-gini saya juga doktornya tampil kanan kalau belajar statistik," kata Adhyaksa usai melaporkan persiapan Jambore ke Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/2).
Adhyaksa bahkan mengaku tak marah karena disebut Ahok tak mengerti tentang survei. Dia bahkan menganggap Ahok sebagai adik.
"Enggak lah, Pak Ahok itu adik saya, beliau itu adik saya, kan adik umur juga, adik kelas juga. Sudahlah kita berteman baik-baik lah," katanya.