Ahok akui ada penggelembungan dana pengadaan pohon di Jakarta
Ahok yakin dengan menerapkan e-budgeting, lambat laun semua korupsi di Pemprov DKI bakal terbongkar.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga masih banyak dugaan penggelembungan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah DKI Jakarta 2014. Selain pengadaan Pemasok Daya Listrik Tanpa Gangguan (Uninterruptible Power Supply/UPS) ditemukan bermasalah, dia menduga pengelolaan dan pengadaan pohon tahun lalu juga marak penyimpangan.
"Banyak yang begitu," kata pria akrab disapa Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/3).
Berdasarkan perhitungan merdeka.com, anggaran pengadaan pohon itu mencapai Rp 135.188.040.658. Ahok mengatakan dia tidak mengetahui apakah pohon itu benar ditanam atau tidak. Dia mengaku bakal memerintahkan inspektorat mengaudit pengadaan itu.
"Makanya kami banyak sekali perbedaan permainan. Belum lagi kontrak-kontrak pada PD Pasar Jaya yang merugikan. BPK bilang enggak rugi. Tapi BPKP bilang rugi karena enggak ada perjanjian," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan, jika ingin menjadi pemimpin di Jakarta harus sabar-sabar. Dia mengatakan penerapan e-budgeting efektif dalam melakukan pengawasan alokasi dan penggunaan anggaran.
"Kami di sini yang penting umur panjang, tahan-tahan, makin lama makin terungkap kok selama kami berani transparan pasti terungkap semua ini. Sistem ini kami bukan berarti enggak ada, justru sistem ini tahu kami ada permainan. Kami lock (kunci) saja," tutup Ahok.
Berdasarkan rancangan APBD DKI Jakarta 2014 didapat merdeka.com, terdapat beberapa mata kegiatan dengan anggaran normal. Seperti program penanggulangan pohon tumbang dan mati diajukan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara sebesar Rp 16 juta.
Namun, dalam daftar itu ternyata tercantum Pemprov DKI Jakarta meloloskan pengadaan Pohon Mahoni dengan nilai mencapai Rp 5 miliar. Program ini diusulkan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Berikut pengadaan pohon dengan angka fenomenal yang telah dirangkum merdeka.com:
1. Pengadaan Pohon Trembesi yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
2. Pengadaan Pohon Spathodea yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
3. Pengadaan pohon Kamboja Bali yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
4. Pengadaan pohon Sikas Botol yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
5. Pengadaan pohon Glondogan yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
6. Pengadaan pohon Yang Liu yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
7. Pengadaan pohon Baobab yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
8. Pengadaan pohon Biola Cantik yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 5 miliar.
9. Pengadaan pohon Palem Whasingtonyang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 3 miliar.
10. Pengadaan pohon Palem Merah yang dianggarkan dalam program milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dengan nilai Rp 3 miliar.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, anggaran pengelolaan dan pengadaan pohon menelan dana Rp 135.188.040.658. Sedangkan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengaku mendapatkan alokasi dana Rp 2,44 triliun dalam APBD DKI Jakarta 2014. Terjadi selisih cukup besar dalam alokasi duit itu.