Ahok mau jadi Godfather lawan PKL
Ahok menyiapkan strategi untuk menertibkan PKL Tanah Abang yang kembali gelar lapak di pinggir jalan.
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Basuki T Purnama mempersiapkan sejumlah strategi untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL). Para PKL diprediksi akan semakin menjamur saat bulan Ramadan.
Menjadi perhatian Ahok karena biasanya para PKL menggelar lapak di pinggir-pinggir jalan. Kondisi ini tentu dapat mengganggu lalu lintas dan membuat lingkungan terlihat kotor.
Ahok juga sedang membuat regulasi buat menjerat para PKL bandel. Menurutnya, sanksi yang biasa diterapkan terlalu ringan sehingga para PKL tetap nekat berjualan sembarangan.
Meski akan bertindak tegas, Ahok juga tak ingin langkahnya menuai protes karena dianggap arogan dan melanggar HAM. Sama seperti Jokowi, dia juga akan mengedepankan diplomasi dan sosialisasi terlebih dahulu.
"Habis kita mau minta tolong sama siapa? Yang penting jangan anarkis, jangan melanggar HAM. Nanti Komnas HAM bilang lagi. Rusak nih negara karena terlalu banyak orang membela orang yang salah," tandasnya.
Berikut cara Ahok tertibkan PKL pinggir jalan:
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Apa yang dibahas Jokowi saat memanggil dua menteri PKB itu? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024."Kalau yang kita baca ya, pujian presiden terhadap pencapaian PKB dan juga ucapan kekaguman kepada ketua umum kami, Gus Muhaimin, karena dalam situasi pileg PKB justru mengalami kenaikan yang signifikan," kata Maman di gedung DPR, Senayan, Jakarta Senin (18/3).
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
Pakai gaya koboi di Film Godfather
Ahok akan bertindak tegas terhadap pedagang kaki lima (PKL). Gaya koboi bagi Ahok diperlukan buat tertibkan PKL di Ibu Kota.
"Ini kayak zaman koboi saja, kayak film-film The Godfather, Chicago. Bentuk pasukan penjambret gitu loh," kata Ahok di Balai Kota, Rabu (11/6).
Ahok mengaku sedang menyusun regulasi buat para PKL bandel. Ahok juga mengusulkan agar denda dikenakan lebih tinggi agar memberikan efek jera. "Saya lagi rumuskan. Yang jelas saya anggap ini sudah out of the rule," tuturnya.
Usir dan tangkapi PKL bandel
Menjamurnya pedagang kaki lima di area Monas membuat gerah Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Politikus Partai Gerindra itu mengatakan akan mengusir para PKL yang bandel.
"Ya usir saja. Kan bukan kewajiban menyediakan lahan untuk mereka. Nggak ada urusan. Dulu juga pernah disediakan. Itu saya katakan, Jakarta itu mesti tegas gitu loh," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (11/6).
Ahok tak mau para PKL beralasan tak ada sosialisasi dari Pemprov DKI soal larangan berdagang di sekitar Monas.
"Kalau bilang nggak ada sosialisasi, nggak sosialisasi nenek lo. Dari dulu alasannya sama. Nggak ada urusan tangkapin aja semua," katanya.
Siapkan sanksi denda lebih tinggi
Menjamurnya pedagang kaki lima di area Monas membuat gerah Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok mengaku sudah memiliki bukti-bukti pelanggaran pedagang kaki lima yang jualan di sembarang tempat.
"Saya ada bukti kok jualan di Monas. Kalau gitu, ini bukti Anda melanggar. Berarti Anda pantes, bukan dirampok, tapi barang Anda diambil, ditaruh di Cakung," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (11/6).
Ahok menegaskan, pedagang-pedagang yang melanggar ketertiban di Monas harus dihukum sesuai aturan yang ada. Namun, Ahok mengakui kurang puas dengan hukuman yang ada.
"Nah sekarang hukumnya gimana? Kalau hakimnya cuma putusin Rp 100 ribu bukan Rp 20 juta. Nah kita lagi berpikir nih, kalau kamu jual 12 teh botol, kita tiap botol kenain tipiring satu lembar saja sudah. Seolah-olah ada 12 kasus. Kalau hakim putusin satu kasus Rp 100 ribu, ya Rp 1,2 juta juga," jelas Ahok.
Tiru cara macan tangkap rusa
Pelaksana tugas Gubernur DKI Basuki T Purnama memiliki sejumlah strategi buat menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di Monas. Salah satu program televisi menginspirasi Ahok.
Menurut Ahok, dalam siaran tersebut diperlihatkan bagaimana macan mau tangkap rusa tidak pernah menyerbu kelompok besar. Macan, lanjut Ahok, hanya mengintai mana yang ada di pinggir.
"Ya sudah kami mau kayak gitu saja. Kita patroli enggak usah mobil gede, mobil kecil saja. Ada hansip, Satpol PP, begitu kamu jualan, ya kita jarah saja deh," kata Ahok di Balaikota DKI, Rabu (11/6).
Cara ini, kata Ahok, sama seperti menteror para PKL agar tidak berjualan sembarangan. "Selama ini konsep operasinya salah, saya bilang sama Satpol PP. Datang truk, apel sama tentara, garnisun, polisi, sudah bocor," tuturnya.
Menurut Ahok, jika memakai gaya Animal Planet, truk besar buat operasi ditaruh di tempat jauh. Selanjutnya datang petugas jarah satu-dua orang taruh di truk. "Jarah lagi, taruh di truk. Sudah penuh, baru bawa ke Cakung. Kayak gitu saja sudah," katanya.
Copot kepala dinas tak becus urus PKL
Ahok mengancam akan mencopot Kepala Dinas Pertamanan jika tak berani bertindak tegas kepada para PKL. Sebab, di mata Ahok hanya ada dua alasan para PKL masih berseliweran di sekitar Monas yakni tak memiliki keberanian atau menerima setoran uang.
"Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Taman ganti saja kalau dia nggak beres atau nggak berani. Sekarang itukan cuma dua kemungkinan kan, dia takut apa dia terima uang kan. Kalau dia takut berenti dong, ngapain kamu jadi kepala UPT, kalau takut serangan jantung diancam orang terus kan repot. Nah yang kedua, jangan-jangan kamu kekenyangan makan Rp 100 juta perbulan. Enak sekali jadi dia, orang Monas segede gitu. Rp 100 juta perbulan, laku," katanya.
Ahok mengaku tak sepakat dengan para hakim yang memberi hukuman ringan kepada para PKL. Salah satu contohnya adalah memberi sanksi berupa denda yang murah.
"Yang jadi masalah itu hakim, hakim selalu ngasih Rp 100 ribu, nggak sampai Rp 1 sampai 2 juta. Makanya saya lagi cari-cari akal juga, nanti setiap barang akan dilakukan tipiringnya. Kalau satu barang Rp 100 ribu bisa bonyok itu. Sehingga saya akan tes lagi, camatnya oke nggak?" katanya.