Ahok senyum sambil geleng-geleng lihat spanduk KJP Plus Anies-Sandi
Ahok senyum sambil geleng-geleng lihat spanduk KJP Plus Anies-Sandi. Ahok sempat mengklarifikasi kekeliruan dalam spanduk milik pasangan nomor 3 tersebut. Menurutnya banyak data yang salah. Di antaranya soal jumlah bantuan dan untuk apa anak putus sekolah dikasih KJP?
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama sempat tersenyum saat melihat spanduk perbandingan Kartu Jakarta Pintar (KJP) miliknya dan KJP Plus milik pesaingnya Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Ahok sempat mengklarifikasi kekeliruan dalam spanduk milik pasangan nomor 3 tersebut.
Dalam spanduk tersebut menyebutkan, KJP program Ahok memberikan bantuan pendidikan kepada siswa SD sebesar Rp 210.000, SMP sebesar 280.000, SMA sebesar Rp 375.000, SMK sebesar Rp 390.000 dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau PKBM sebesar Rp 210.000.
Sedangkan program milik Anies-Sandi, bantuan pendidikan untuk SD sebesar Rp 250.000, SMP sebesar Rp 300.000, SMA sebesar Rp 420.000, SMK sebesar Rp 450.000 dan PKBM sebesar Rp 300.000.
Ahok yang melihat spanduk itu hanya menggelengkan kepalanya karena ternyata data yang dipaparkan tidak tepat. Sebab, bantuan untuk SMP dan SMA lebih dari apa yang tertera dalam spanduk milik pasangan Anies-Sandiaga.
"SMA itu ada yang Rp 600.000 per bulan. Kalau SD emang segitu. SMP ada yang Rp 400.000-600.000," kata Ahok di Jalan H Syaip, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (5/4).
Selain itu, mantan politisi Gerindra ini juga mengingatkan perbedaan mendasar dalam program tersebut. Dia menegaskan, tujuan pemberian bantuan pendidikan adalah agar warga Jakarta semuanya memiliki minat untuk sekolah.
"Kita mau dorong anak biar mau sekolah. Kalo dia (Anies-Sandiaga) kan anak nggak sekolah dikasih juga. Nggak boleh dong, justru anak harus sekolah supaya dapet, supaya terdorong mau sekolah," jelasnya.
Ahok menambahkan, jika memang warga sudah bosan untuk mencari ilmu di sekolah dan memilih berbisnis maka mereka telah memiliki program juga. Di mana Pemprov DKI Jakarta akan memberikan kerja sama bagi hasil dengan komposisi 80:20.
"Kalo dia mau bisnis 80-20. Jangan buat anak putus sekolah karena dapat duit. Itu tuh ATM jumbo. Itu yang saya waktu debat ngomong, kalau gratis TransJakarta, bus sekolah otomatis (gratis). Itu tuh (KJP) bisa tiket segala macam, Jakarta One," tutupnya.