Anies Pimpin Peringatan Rapat ke-77 IKADA, Singgung Soal Keadilan Sosial
Anies meminta pada seluruh masyarakat bahwa peringatan ini harus membuat kita untuk menjadi pembawa kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar upacara peringatan Hari Rapat Raksasa IKADA ke-77 di Monumen Nasional (Monas) Sisi Selatan, Jakarta Pusat, Senin (19/9). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi inspektur upacara dalam peringatan ini.
Berdasarkan pantauan merdeka.com, upacara dimulai pukul 07.34 WIB. Anies dan peserta upacara menggunakan Pakaian Dinas Harian (PDH) batik. Anies mengatakan, rapat besar IKADA memiliki peran penting dalam meneguhkan kemerdekaan Indonesia.
-
Apa peran kakek Anies Baswedan di masa perjuangan kemerdekaan? Kakek Anies dulu juga dikenal sebagai seorang tokoh nasionalis dan jurnalis pejuang kemerdekaan.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Bagaimana Anies Baswedan meyakini hakim MK akan memutuskan yang terbaik untuk Indonesia? Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Apa harapan Anies Baswedan terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK)? “Kita hormati, kita belum tahu, dan kita tidak mau berspekulasi, tapi kita berharap bahwa MK mengambil peran untuk menyelamatkan demokrasi kita, membuat mutu demokrasi kita terjaga,” kata Anies di MK.
"Rakyat di mana-mana membicarakan apakah kita punya masa depan, apakah kita bisa merdeka, dan di mana-mana ada pandangan bahwa merdeka itu adalah keinginan sekelompok kecil orang. Apa yang terjadi? mereka memilih untuk turun tangan langsung berkumpul di tempat ini," kata Anies dalam sambutannya.
Anies juga mengatakan kala itu, rakyat ingin anak-anak bisa sekolah untuk masa depan yang lebih cerah, ada pelayanan kesehatan sehingga jika sakit, tidak berujung pada pemakaman. Mereka juga ingin mendapatkan kebutuhan pokok yang harganya terjangkau, rumah yang layak, dan kehidupan yang lebih baik.
"Semua itu sampai pada kesimpulan hanya bisa didapat kalau kita bisa mengusir kolonialisme. Itu hanya bisa didapat kalau penjajah terusir dari tanah tempat kita dilahirkan dan itulah yang menjadi semangat mereka semua, sebulan sesudah kemerdekaan dikumandangkan," ujar Anies.
"Mereka turun ke tempat ini membawa pesan kepada para pemimpinnya semua bahwa anda tidak sendirian, anda bukan pejuang seorang diri, tapi kami seluruh rakyat memiliki aspirasi yang sama untuk mendapatkan kemerdekaan, sehingga kita semua bisa merasakan kesejahteraan dan keadilan," kata Anies lagi.
Oleh karena itu, Anies meminta pada seluruh masyarakat bahwa peringatan ini harus membuat kita untuk menjadi pembawa kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
"Semoga kemerdekaan kita abadi dan keadilan sosial dirasakan oleh seluruh keluarga di Indonesia," ujar Anies.
(mdk/ray)