Bangun 29 RSUD di tahun 2016, Ahok cari lahan kosong
Pembangunan RSUD akan dilakukan di setiap kecamatan di seluruh kawasan Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta telah meresmikan beroperasinya 15 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe D, Kamis (2/4). Dan rencananya pada tahun 2016 akan dibangun 29 RSUD pada masing-masing kecamatan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, untuk pembangunan RSUD selanjutnya, pihaknya masih mencari lahan kosong. Sebab kebanyakan Puskesmas tidak siap untuk naik tingkat menjadi RSUD tipe D.
"Kelihatannya Puskesmas gak cocok dikembangkan, ada yang enggak bisa dikembangkan. Kami mau beli tanah, lalu kami bangun," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (2/4) malam.
Dia menambahkan, pembangunan RSUD ini akan dilakukan di setiap kecamatan di seluruh kawasan Jakarta. Tujuannya untuk mempermudah warga yang memiliki perekonomian menengah kebawah berobat.
"Orang yang ekonominya pas-pasan ada yang sakit nungguin. Kan gak tahan kalau di luar kecamatan. Kalau di kecamatan dia kan masih bisa bawa sangu makanan sendiri dari rumah. Transportnya juga murah," jelas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Mengenai anggaran pembangunan, Basuki atau akrab disapa Ahok menegaskan, tidak ada kendala, walaupun dia tidak menyebutkan nominalnya. Sebab dalam pembangunan fasilitas kesehatan ini yang terpenting ada niat.
"Segera, minimal 2016 sudah mulai dibangun. Kalau anggaran gak masalah lah di DKI, yang penting niaynya ada," tutupnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Haryanto mengatakan, Puskesmas ini mendapatkan penambahan kamar inap dan dokter spesialis. Dan rencananya 15 rumah sakit tipe D diresmikan besok, Kamis (2/4).
"Ada 15, besok diresmikan secara simbolis oleh Gubernur di Pesanggrahan (Jakarta Selatan). Sisanya saya tidak hafal tapi seperti di Tebet, Jagakarsa, Kramatjati, Tanjung Priok kalau gak salah," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/4).
Dia menambahkan, tidak semua rumah sakit selesai secara 100 persen. Namun, Koesmedi meyakini rumah sakit ini sudah dapat melayani pasien yang datang. Sebab mereka masih berada di bawah pengawasan rumah sakit pengampu.
"Masing-masing rumah sakit tipe D itu punya rumah sakit pengampu tipe B. Jadi nanti rumah sakit pengampunya yang bertanggungjawab atas kelangsungannya," jelasnya.
Peningkatan Puskesmas ini menjadi rumah sakit tipe D untuk mengurangi kepadatan pasien di rumah sakit tipe B. Untuk itu Pemprov DKI Jakarta menyediakan anggaran Rp 20 miliar untuk masing-masing rumah sakit sebagai dana operasional.
Koesmedi mengharapkan, 15 rumah sakit baru ini dapat mengurangi kepadatan di rumah sakit daerah lainnya. "Jadi pasien tempat tidur di rumah sakit tipe B itu benar-benar digunakan untuk masyarakat yang memerlukan keadaan darurat," tutupnya.