Bisa klarifikasi soal Sumber Waras, Ahok berterima kasih pada KPK
Pemprov DKI Jakarta, pada tahun 2014 akhirnya membeli tanah yang gagal dibeli Ciputra dengan harga Rp 20 juta.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku berterima kasih kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini karena polemik pembelian sebagian lahan milik Yayasan Rumah Sakit Sumber Waras dapat diklarifikasi.
Menurutnya, permasalahan pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras ini terdapat pada laporan audit investigasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Saya terima kasih sama KPK kemarin, bapak ibu panggil saya. Kalau enggak panggil saya jadi liar di luar, seolah-olah saya bersalah padahal yang dilaporkan BPK itu enggak masuk akal," katanya di Balai kota DKI Jakarta, Rabu (13/4).
Ahok mengungkapkan, BPK membandingkan harga pembelian yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dengan PT Ciputra Karya Utama. Di mana Ciputra menggunakan harga pasar, sedangkan Pemprov DKI Jakarta sesuai dengan nilai jual objek pajak (NJOP).
"Dibandingkan harga pasar, saya lebih murah," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada tahun 2013, Ciputra rencananya akan membeli tanah tersebut dengan harga Rp 15 juta permeter, sedangkan saat itu harga NJOP Rp 12 juta. Pemprov DKI Jakarta, pada tahun 2014 akhirnya membeli tanah yang gagal dibeli Ciputra dengan harga Rp 20 juta sesuai dengan NJOP.
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK terhadap laporan keuangan Pemprov DKI Jakarta tahun anggaran 2014 mendapat 70 temuan senilai Rp 2,16 triliun. Salah satunya pengadaan tanah Rumah Sakit Sumber Waras. Ditaksir, pembelian lahan tersebut menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 191 miliar.