Cerita Anies Hadapi 3 Tantangan Besar saat Awal Jabat Gubernur DKI Jakarta
Anies mengungkapkan tantangan itu antara lain banyaknya jumlah pengguna kendaraan pribadi baik motor maupun mobil.
Anies Baswedan menceritakan tiga hal utama yang menjadi tantangan terbesarnya terkait permasalahan yang ada di ibu kota saat awal jadi Gubernur DKI Jakarta. Hal ini diungkapkan Anies pada sosialisasi Pergub Nomor 31 Tahun 2022 Tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perencanaan DKI Jakarta.
"Ada tiga hal menurut saya garis besar utama yang akan saya sampaikan di sini. Saat saya masuk di balai kota ini apa tantangan utamanya," kata Anies di Gedung Pola, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/9).
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
Anies mengungkapkan tantangan itu antara lain banyaknya jumlah pengguna kendaraan pribadi baik motor maupun mobil. Bahkan, jumlah pengguna kendaraan itu, kata Anies, melebihi jumlah penduduk DKI Jakarta.
"Kita punya tantangan fakta ini. Ada 16 juta motor, ada 3,5 juta mobil, penduduknya 11 juta. Ini catatan di Polda Metro," kata dia.
Tantangan kedua, Anies mengaku menemukan adanya segregasi atau upaya saling memisahkan diri antar warga DKI. Menurut Anies, mereka terpisah menjadi klaster-klaster tertentu dan tidak terhubung satu sama lain.
"Kemudian kita menemukan ada segregasi. Tanpa kita sadari Jakarta ini tersegregasi, ada kampung, ada komplek. Ada makmur, ada pra makmur dan itu ada di dalam klaster-klaster masing-masing. Dan satu sama lain itu tidak terkoneksikan, ini fakta," jelas dia.
Tantangan lainnya terkait permasalahan polusi dan banjir di Jakarta. Anies menyebut banjir besar tak bisa dipungkiri selalu menjadi permasalahan yang sering terjadi di Jakarta.
"Kemudian, kita juga tempat kita sering berpolusi, walaupun sebagian bukan dari kita, tapi kenyataan itu ada. Kemudian kita juga tempat yang sering mengalami banjir besar, ini fakta saja," kata dia.
Lebih lanjut, Anies berujar telah merumuskan semua tantangan tersebut untuk melihat akar penyebabnya. Dia menemukan bahwa sebagian besar permasalahan ibu kota disebabkan oleh ulah manusia.
"Dan sebagian dari ini semua kalau kita boleh merumuskan man made disaster bukan sepenuhnya natural disaster," ujarnya.
"Kenapa? Kami melihat kalau kita menyelesaikan persoalan Jakarta, jangan simptomatis. Simptomatis itu artinya jangan melihat gejalanya saja. Tapi harus mengobati penyakitnya," lanjut dia.
Anies mengatakan, usai ditelusuri berdasarkan rumusan yang telah dilakukan, dia menemukan adanya tiga permasalahan utama. Pertama, kata dia terkait pembangunan tata ruang yang masih berorientasi kendaraan pribadi.
"Bukan hanya Jakarta tapi di dunia, di banyak tempat itu mengadopsi pendekatan Car Oriented Development (COD), pembangunan kita terkait ruang itu berorientasi kepada kendaraan pribadi," katanya.
Kedua, Anies menyebut adanya kebutuhan dasar yang menyebabkan investasi Jakarta sangat minim. Sehingga tidak terpenuhinya pelayanan dasar.
Ketiga, dia menemukan adanya persoalan lingkungan hidup yang selama ini tidak dijadikan sebagai prioritas utama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Menurut dia, permasalahan itu menjadi sebab utama Jakarta ditinggalkan penduduknya.
"Mengakibatkan kota kita tanpa kita sadari sedikit demi sedikit ditinggalkan penduduknya. Ke mana? Ke pinggiran, makin berjauhan tuh satu-satu pada keluar, keluar kota. Akibatnya Jakarta itu mengalami urban sprawling namanya, pengembangan," terang Anies.
(mdk/tin)