Charta Politika: 53 Persen warga ingin Ahok kembali pimpin Jakarta
88,9 Persen kader partai tetap akan memilih Ahok meski partainya tak mengusung.
Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, peluang Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) masih sangat besar untuk kembali memimpin ibu kota meski melalui jalur independen atau tanpa dukungan parpol.
Berdasarkan survei lembaga Charta Politika, sebanyak 53 persen pemilih DKI Jakarta menginginkan Ahok kembali memimpin ibu kota dengan jalur independen. Sedangkan 88,9 persen masyarakat akan tetap memilih Ahok walaupun tidak ada partai yang mencalonkannya.
Peluang kembali memimpin ini, kata Yunarto, disebabkan oleh faktor kesukaan pemilih terhadap figur Ahok yang dinilai sudah mampu membawa perubahan dan membenahi wajah ibu kota dari berbagai hal.
"Hasil pilkada 2005 sampai sekarang tidak ada kekuatan linear partai dengan hasil seorang calon. Figur menjadi jauh lebih besar, daripada mesin politik," kata Yunarto dalam rilis hasil survei 'Siapa berani lawan Ahok' di Kantor Charta Politika, Jl. Cisanggiri III, Jakarta Selatan, Rabu (30/3).
Faktor ini dicontohkan pada pertaruhan Pilkada 2012. Kala itu, dukungan partai sangat besar dan potensi kemenangan sangat tinggi. Namun di luar dugaan, Jokowi-Ahok keluar sebagai pemenang. Faktor Jokowi menjadi poin masuk bagi masyarakat pemilih.
"Begitu juga dengan Jokowi-Ahok. Kecenderungan pemilih akan lebih besar ke figur individu ketika rasionalitasnya tinggi," jelas dia.
Dari data yang disodorkan Charta Politika, bidang kinerja Pemprov DKI yang paling diapresiasi adalah pelayan kantor kelurahan (84,3 persen), Kartu Jakarta Sehat (75,8 persen), dan pelayanan Puskesmas dan RS (74,3 persen).
Sementara itu, kinerja di bidang lain seperti penanganan kemacetan dan pengendalian harga pokok mendapatkan porsi kepuasan paling tinggi. Kemacetan mencatat ketidakpuasan masyarakat sebesar 75,0 persen dan pengendalian harga bahan pokok sebesar 69,8 persen.
"Khusus mengenai Ahok, bagaimana melihat individu Ahok. Kepuasan publik mencapai 83 persen, maka itulah 88,9 persen yang tetap pilih Ahok meskipun partainya tidak pilih," pungkas dia.