Grab Indonesia Masih Matangkan Rencana Bangun Shelter di Stasiun MRT
Grab akan mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk berkomunikasi. Seperti terkait kebutuhan lahan maupun pola penumpang dari pengguna moda transportasi umum MRT Jakarta.
Grab Indonesia berencana membangun shelter ojek online (ojol) di salah satu stasiun Moda Raya Terpadu (MRT). Selain itu, Grab rencananya akan memiliki hak penamaan di salah satu stasiun MRT (naming rights) yaitu stasiun Lebak Bulus Grab.
"Itu salah satu fokus kita akan bekerja sama dengan MRT. Salah satu stasiun terbesar MRT adalah naming rights kita Lebak bulus grab. Silakan naik MRT ke arah selatan, itu nanti akan disebut lebak bulus Grab," ujar Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, di Jakarta, Jumat (29/3).
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Bagaimana MRT Jakarta mengelola kerumunan saat misa berlangsung? MRT Jakarta juga menyiapkan manajemen kerumunan (crowd management) melalui penambahan petugas dan peralatan pendukung seperti pengeras suara dan rambu penunjuk arah di area stasiun.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kenapa Jirayut memilih untuk ngontrak di Jakarta? Setelah berkarir sekian lama di Indonesia, ternyata Jirayut lebih memilih ngontrak karena dianggap lebih efisien, sehingga dia dapat menabung lebih banyak.
-
Apa yang dilakukan MRT Jakarta untuk mendukung Misa Akbar Paus Fransiskus? "MRT Jakarta tetap melayani masyarakat dengan jam operasi normal yaitu pukul 05.00-24.00 WIB dengan selang waktu 5 menit pada jam sibuk (07.00-09.00 & 17.00-19.00) dan 10 menit di luar jam sibuk," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/9).
Untuk pembangunan shelter tersebut, Grab akan mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk berkomunikasi. Seperti terkait kebutuhan lahan maupun pola penumpang dari pengguna moda transportasi umum MRT Jakarta.
"Kita juga sudah berbicara dengan BPTJ. Tapi harus diperhatikan pendirian banyak shelter ini kan melibatkan banyak pihak bukan hanya Grab saja. Siapa pemilik lahanya di situ, lalu polanya flow penumpang seperti apa, bagaimana mereka nanti ada holdingnya di sebelah mana," ungkapnya.
"Kita komit akan dirikan shelter. Hanya saja untuk teknisnya ada beberapa elemen yang bergantung di sini seperti Pemerintah DKI, Grab hingga aturan BPTJ sendiri," tegas dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Anies Soal Pergub Tarif MRT Jakarta: Tunggu Surat dari DPRD
Tarif MRT Dianggap Mahal, Anies Minta Bandingkan dengan Transportasi Lain
Sekwan Ngaku Undang Ketua Fraksi saat Anies dan Prasetio Bahas Tarif MRT
Grab Bakal Bangun Shelter Ojek Online di Stasiun MRT
Survei: Beroperasinya MRT Jakarta Dongkrak Industri Properti
Park and Ride Lebak Bulus Mulai Dipenuhi Pengguna MRT
Soal Tarif MRT, Anies Tak Ingin Berpolemik