Heru Budi Ungkap Cara Atasi Banjir Jakarta, Singgung Tanggul Pantai hingga Giant Sea Wall
Jika upaya penanganan banjir tidak diatasi dan dijalankan dengan baik, menurut Heru Jakarta akan rawan terhadap air bersih.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan ada enam program yang harus berlanjut untuk mengatasi permasalahan di Jakarta di antaranya banjir, kemacetan, hingga polusi.
“Jakarta salah satu PR (tugas) ke depan yang harus dijalankan termasuk saya menjalankan terus berkelanjutan program itu adalah penanggulangan banjir," kata Heru di Jakarta Pusat, Rabu (11/9).
- Cek Korban Banjir Rob di Muara Angke, Gibran Minta Pembangunan Giant Sea Wall Dipercepat
- Heru Budi ke Bacagub Jakarta: Giant Sea Wall Memang Berlanjut hingga 2027-2030
- Pakar Maritim Belanda: Giant Sea Wall Jadi Solusi Tenggelamnya Jakarta
- Pemerintah Bakal Bangun Jalan Tol dan Jalur Kereta di Atas Giant Sea Wall Bekasi dan Serang
Menurut Heru, Jakarta ini memiliki banyak fasilitas dan prasarana yang lengkap dan harus dirawat secara bersama. Mengenai banjir, kata Heru, upaya yang dilakukan pemerintah tidak hanya sebatas normalisasi Sungai Ciliwung.
"Ada membuat tanggul pantai yang sekarang sedang berlanjut sampai 2027-2030. 'Giant sea wall' untuk mengatasi penurunan permukaan air tanah Jakarta. Untuk Jakarta berada pada posisi yang baik," ujar Heru.
Lalu, jika upaya penanganan banjir tidak diatasi dan dijalankan dengan baik, seperti revitalisasi pipa-pipa air bersih, maka wilayah Jakarta akan rawan terhadap air bersih.
"Maka saya mulai tahun kemarin dan tahun ini bisa 6.000 kilometer pipa. Baik itu primer maupun sekunder," katanya.
"Kan seperti yang di Rawajati hampir selesai pembayaran. Fisik bahkan sudah dikerjakan oleh Kementerian PUPR bersama Dinas SDA, masih di 16 kilometer," kata Heru, dikutip dari Antara.
Lalu, permasalahan Jakarta lainnya terkait penanggulangan kemacetan, masalah kesehatan, perawatan infrastruktur, peningkatan layanan transportasi dan masalah polusi di Jakarta.
Adapun Sungai Ciliwung mempunyai hulu di Bogor, Jawa Barat, dan membentang sepanjang kurang lebih 120 kilometer hingga hilirnya di pantai utara Jakarta.
Sejak tahun 2014, pemerintah berupaya menormalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 33 kilometer dan hingga kini sudah 16 kilometer yang telah selesai dinormalisasi, sisanya 17 kilometer dalam proses pekerjaan dan pembebasan lahan.
Normalisasi Sungai Ciliwung melintasi sejumlah kelurahan di DKI Jakarta, yaitu Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidara Cina dan Cikoko.Lalu Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.