Ini alasan Ahok copot pejabat di Rusun Marunda
"Ya, jadi kita pikir saat ini yang bersangkutan (Kusnidar) tidak boleh ada lagi di dinas perumahan," kata Ahok.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bukan tanpa alasan mencopot pejabat di lingkungan Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan (DPGP). Seringkali Ahok mendengar keluhan dari warga mengenai perilaku nakal pejabat tersebut.
Teranyar adalah pencopotan Kepala Unit Pelaksana Teknis rumah susun wilayah I Jakarta Utara Kusnindar. Posisinya kini ditempati oleh Jati Juwono. Kusnidar dianggap tak melayani warga di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Penjaringan, Jakarta Utara, dengan baik.
"Ya, jadi kita pikir saat ini yang bersangkutan (Kusnidar) tidak boleh ada lagi di dinas perumahan, kalau dia ada terus menerus mempermainkan," kata Ahok di Balai Kota DKI, Rabu (30/1).
Waktu itu kata Ahok, dikatakan banyak warga tak mau menempati rumah susun, tetapi ketika warga sudah mulai mau mendaftar dibilang penuh. "Tapi kan orang sana bisa tahu mana tempat yang masih kosong kan, saya bilang jangan mempermainkan orang," kata Ahok.
"Ini namanya mempermainkan kita kan, mau membuat orang menjadi tidak suka pindah ke Rusun Marunda, nah saya minta ubah. Pak Gubernur sudah setuju, kita juga sudah bahas," katanya.
Tak berhenti sampai di situ, Ahok juga menemukan fakta ada 1.200 unit lebih belum siap huni, bahkan tidak sampai 100 unit belum beres. "Di lantai 4 tidak ada air, alasannya pecah pipanya," tutur Ahok.
"Alasannya mau cari tukang las. Masa paralon mau dilas? Itu kan terlalu banyak cari alasan. Ya bagi kami dia terus menghambat," tegasnya.