Jakarta Tambah Macet, Demokrat: Sejak Gubernurnya Bukan Anies
Tingkat kemacetan Jakarta semakin parah. Kota Jakarta menempati posisi 29 dari 389 kota di dunia berdasarkan data Tomtom Traffic Index. Sebelumnya Jakarta berada di posisi 46.
Tingkat kemacetan Jakarta semakin parah. Kota Jakarta menempati posisi 29 dari 389 kota di dunia berdasarkan data Tomtom Traffic Index. Sebelumnya Jakarta berada di posisi 46.
Ketua DPP Demokrat Herman Khaeron menilai, salah satu penyebabnya Jakarta semakin macet karena ditinggal oleh Anies Baswedan. Sejak Anies tidak lagi menjadi gubernur, Jakarta terasa lebih macet.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa kakek buyut dari Anies Baswedan? Umar merupakan kakek buyutnya.
-
Apa peran kakek Anies Baswedan di masa perjuangan kemerdekaan? Kakek Anies dulu juga dikenal sebagai seorang tokoh nasionalis dan jurnalis pejuang kemerdekaan.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
"Ya semenjak gubernurnya bukan mas Anies nambah macet memang. Karena memang rekayasa jalannya tidak dilakukan. Kan jalannya ini-ini saja," ujar Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/4).
Menurut Herman memang moda transportasi di Jakarta perlu ditingkatkan. Harus ada inovasi angkutan massal seperti yang terjadi di kota-kota besar dunia.
"Ke depan ini keniscayaan juga bagi kota-kota besar bahwa harus ada transportasi apakah ke bawah atau ke atas. Kalau kita tetap menggunakan jalan konvensional saat ini agak sulit untuk membebaskan karena ini tarik menarik dengan kebutuhan hunian, kebutuhan fasilitas kota besar, fasilitas perkantoran dan fasilitas lainnya," ujarnya.
Anggota Komisi VI DPR RI ini memandang perlu dicari moda transportasi yang lebih agresif untuk mengurai kemacetan di Jakarta.
Serta perlu dipertimbangkan membuat pusat pertumbuhan ekonomi baru agar tidak hanya di Jakarta.
Tetapi, menurut Herman, tidak dengan cara memindahkan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Jadi 60 persen masyarakat berada di pulau ini semestinya semua pelayanan terbaik harus ada di pulau ini. Dengan tidak melupakan pusat-pusat pembangunan yang ini bisa membuat pemerataan di pulau lain atau wilayah provinsi lain," jelas Herman.
(mdk/ded)