Jika jadi cawapres, Ahok dinilai tak laku di luar Jakarta
Survei Cyrus Network menempatkan Ahok sebagai cawapres dengan elektabilitas paling tinggi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai tidak layak jual untuk daerah di luar Jakarta. Walaupun, hasil survei Cyrus Network menempatkan nama Ahok di urutan teratas untuk bursa cawapres dibanding dengan nama-nama lainnya seperti Dahlan Iskan.
"Itu survei menyesatkan, survei Cyrus itu ngaco, enggak mungkin lah Ahok teratas, di Depok aja enggak laku apalagi di luar daerah, kalau untuk DKI oke lah," ujar pengamat politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah saat dihubungi wartawan, Senin (7/10).
Menurutnya, Ahok dinilai tidak memiliki kelebihan dan kepintaran yang menonjol. Menang di DKI dianggap sebagai kecelakaan saja. "Ahok itu tidak ada kelebihan apa-apa, tidak ada kepintaran apa-apa. Itu kebetulan aja menang, kalau pilkada ulang pasti kalah," cetus Iberamsjah.
Dia mengatakan kemungkinan Jokowi-Ahok maju sebagai pasangan capres dan cawapres bisa terjadi. Tetapi, parpol mana yang akan mengusung Ahok.
"Mungkin saja, tapi Jokowi kan jelas partainya apa, kalau Ahok partainya apa? Sama Gerindra aja dia ribut kan," katanya.
Iberamsjah bahkan menyebut Jokowi dan Ahok kinerjanya biasa-biasa saja, tetapi dilihat dari segi marketing, Jokowi memiliki harga jual yang tinggi. Dia menilai survei Cyrus tersebut memiliki kepentingan untuk menaikkan nama Ahok. "Pasti ada kepentingan, itu survei bayaran Ahok," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama ini belum pernah masuk dalam bursa sebagai calon wakil presiden. Setelah dilakukan survei, secara mengejutkan Ahok memiliki tingkat elektabilitas paling tinggi dibandingkan dengan calon lain.
Dalam survei yang dilakukan oleh Cyrus Network, tingkat elektabilitas Ahok mencapai 21 persen. Ahok mengalahkan tokoh-tokoh lainnya seperti Dahlan Iskan, Hatta Rajasa, Hary Tanoesoedibjo dan Anies Baswedan.
Survei dilakukan sebanyak dua kali. Survei pertama dilakukan pada 23-28 Agustus 2013, tingkat elektabilitas Ahok 16,3 persen. Survei kedua dilakukan pada 12-14 September 2013, tingkat elektabilitas Ahok naik menjadi 21 persen.
Survei ini melibatkan 1.020 responden dengan margin of error 3,1 persen. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling.
Berikut ini elektabilitas cawapres:
Survei I Survei II
1. Basuki T. Purnama 16,3 % dan 21%
2. Dahlan Iskan 17,5% dan 21%
3. Hatta Rajasa 15,6% dan 16,7%
4. Harry Tanoe S 9,9% dan 9,9%
5. Anies Baswedan 2,4% dan 2,9%
Keterangan:
Survei I : 23 – 28 Agustus 2013
Survei II : 12 – 14 September 2013.