Jokowi disiram air, Kasatpol PP bantah kecolongan
Kukuh menyebut ada salah pengertian antara petugas Satpol PP yang mengamankan Jokowi.
Rombongan kirab Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat terhenti saat tiba di Bundaran HI. Di mana salah satu penyebabnya adalah koordinasi yang kurang baik antara barisan depan dengan yang berada di depan rombongan Jokowi-Ahok.
Kepala Satpol PP Kukuh Hadi Santoso tidak memungkiri mengenai kejadian tersebut. Bahkan sempat terjadi salah pengertian antara pasukan yang berada di depan dan belakang. Pasalnya, ia telah menyarankan untuk melalui sisi kanan jalan dari Bundaran HI. Agar tidak terjadi benturan dengan masyarakat.
"Sebenarnya saya sudah menyarankan untuk melewati bagian kanan jalan, karena jika melalui sisi kiri pasti akan sulit, sebab berbenturan dengan warga. Waktu sempat ke arah kiri jalan saya langsung mengambil alih komando dan mengembalikannya ke arah kanan," ungkapnya saat dihubungi merdeka.com, Senin (1/1).
Tapi menurutnya pengamanan untuk rombongan kirab Jokowi Ahok sudah maksimal. Kukuh memberikan contoh ketika rombongan kirab keluar dari Balai Kota dan memasuki kawasan Jalan Thamrin.
"Namun arus perjalanan rombongan dari Balai Kota DKI Jakarta sebelum mencapai Bundaran HI kan lancar. Tapi memang masyarakat sangat antusias di dekat panggung utama, makanya kita cukup kesulitan," katanya.
Kukuh menegaskan, tujuan pengawalan ini memprioritaskan keselamatan Jokowi dan Ahok. Sehingga, ketika terjadi keramaian yang menyebabkan berdesak-desakkan antara Satpol PP, masyarakat dan rombongan wartawan dianggap sebuah konsekuensi.
"Jadi kita utamakan keselamatan rombongan pak gubernur. Mengenai adanya ketidaknyamanan dalam barisan pengawal itu memang sudah jadi konsekuensi," ujarnya.
"Saya sudah perintahkan kepada petugas agar melakukan pengamanan, tetapi tidak arogan. Jangan melakukan tindakan yang memicu kerusuhan, baik pada masyarakat maupun kaki lima. Karena dapat menyebabkan korban," tandasnya.