Jokowi masih ngotot Jakarta terapkan ganjil genap
Jokowi menunggu kedatangan bus-bus yang dipesannya untuk menggantikan metromini yang sudah usang.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) masih berharap kebijakan pembatasan kendaraan dengan sistem nomor pelat ganjil genap bisa diterapkan di Jakarta. Sebagai langkah awal, menambah bus untuk mengganti metromini dan bus angkutan yang sudah usang. Menurutnya, jika bus-bus tersebut sudah tiba dan sistem ganjil genap sukses diterapkan, baru sistem Electronic Road Prizing (ERP) menyusul diterapkan.
"Penerapan ERP gak mungkin dipercepat karena sebelum bus datang itu kita gak bisa apa-apa. Jadi alternatif transportasi harus ada. Jadi nanti kalau busnya datang November atau Desember sudah datang. Baru kita masuk ke genap ganjil. Genap ganjil berjalan dan di lapangan tidak ada masalah baru masuk lagi ke ERP," ujar Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (17/9).
Jokowi mengatakan, salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan adalah dengan menerapkan sistem ganjil genap dan ERP. Dia juga kemungkinan akan menerapkan biaya parkir tinggi kepada kendaraan pribadi.
"Ya itu dihajar dengan genap ganjil dan ERP gak ada yang lain dan termasuk juga nanti mungkin pajak parkir yang tinggi. Tapi ini masih terus kita godok, kita menyurati juga ke Wapres masalah ini. Karena kita dikejar untuk menyiapkan fasilitas infrastruktur cepat agar ini selesai. Tapi kemudian ini datang mobil murah," katanya.
Jokowi mengatakan, jumlah bus yang dipesan berkurang dari jumlah yang direncanakan yaitu 1000 bus. Hal itu dikarenakan DPRD DKI memiliki hak budgeting.
"1000 Bus berkurang itu iya karena hak budgeting ada di Dewan bukan Rupiah melemah, karena kan proses lelangnya sudah dari dulu. Kalau soal rute busnya nanti tanya ke Dishub masa saya ngurusin rute," pungkasnya.