Ganjar Minta Jokowi Tegaskan Berpihak di 2024, Ini Pesan Penting PDIP
PDIP ingatkan pesan penting untuk Presiden Jokowi dalam memimpin selama Pemilu 2024
PDIP ingatkan pesan penting untuk Presiden Jokowi
Ganjar Minta Jokowi Tegaskan Berpihak di 2024, Ini Pesan Penting PDIP
Capres Nomor urut tiga, Ganjar Pranowo meminta agar Presiden Jokowi lebih baik deklarasi dukungan pada Pilpres 2024.
Hal ini melihat pertemuan akrab Jokowi dengan Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto.
Menanggapi hal itu, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengaku memahami perasaan Ganjar.
Sebab, selama ini Ganjar kerap berkampanye untuk Jokowi.
Baik saat menjadi Gubernur Jawa Tengah, maupun saat Jokowi bertarung di Pilpres 2014 dan 2019.
“Ya saya bisa memahami sikap dari Pak Ganjar, yang jelas beliau selalu, selama ini berkampanye buat Pak Jokowi. Ketika jadi gubernur juga ikut gotong royong, ketika pilpres putaran pertama, kedua,” ujar Hasto di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
Namun demikian, Hasto tak mau mencampuri urusan pilihan Jokowi di pemilu.
Menurut dia, Jokowi sebagai pribadi punya hak untuk mendukung di pemilu.
Hasto hanya menegaskan, jika Jokowi sebagai presiden harus memastikan apabila pemilu bisa berjalan dengan jujur dan adil.
“Tetapi tentu saja kita menghormati sikap Pak Jokowi sebagai pribadi. Tapi sebagai presiden harus memastikan bahwa pemilu berjalan demokratis, aman, dan damai,” tegas Hasto.
Sebelumnya, Ganjar menilai, pertemuan Jokowi dan Prabowo sudah menunjukkan suatu keberpihakan. Akan tetapi, ia tetap bersikap santai dan biasa saja.
"Oh kalau buat saya pasti itu sudah menunjukkan sikap berpihak begitu ya, kalau saya sih biasa saja, kan memang sudah berpihak," kata Ganjar di Cakung Cilincing, Jakarta Timur, Sabtu (6/1).
"Malah lebih baik kalau ditegaskan bahwa 'ya saya berpihak', yang penting tidak akan ada penyalahgunaan kewenangan, kekuasaan. Sehingga semua akan bisa fair play ya, bisa jurdil, kalau buat saya biasa saja," sambung Ganjar.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan, tidak masalah jika memang adanya keberpihakan. Karena, hal itu merupakan pilihan politik.
"Ya saya tidak masalah, itu sebuah pilihan kok. Ya memang kita punya problem etika gitu kan, kan ada yang tidak setuju dengan etika," tegas Ganjar.
Ganjar memastikan, dirinya tidak khawatir apabila adanya dugaan keberpihakan atau ketidaknetralan oleh seorang kepala negara.
"Kekhawatiran kita adalah ketika semua menyalahgunakan, penyalahgunaan kewenangannya terjadi. Ketika penyalahgunaan kewenangan itu terjadi, maka pada saat itu berbahaya. Kontrolnya mesti bagus, Bawaslu enggak boleh takut ya," ungkap Ganjar.
"Tapi kita sendiri, kayak saya, Pak Mahfud selalu mengingatkan pendukung kita, baik dari partai maupun relawan agar semua juga taat hukum, taat aturan seperti yang saya sampaiakn di sini tadi," pungkas Ganjar.