Polisi bantah Jakmania rusuh karena dilarang masuk stadion
Bentrokan itu menyebabkan sejumlah polisi luka parah.
Suporter The Jakmania rusuh saat pertandingan sepak bola Persija melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jumat (27/6). Kerusuhan tersebut dikabarkan bukan karena kekalahan Persija Jakarta, melainkan karena polisi melarang suporter masuk ke tribun atau tempat duduk penonton dengan alasan sudah penuh.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, menepisnya. "Saya tuh di TKP, jadi kalau dilihat kapasitas itu di lantai 1 tribun itu perkiraan yang harusnya full 40 ribu penonton itu, kemarin diperkirakan yang nonton hanya antara 30 ribuan. Engga bener itu. Masa dilarang masuk," kata Awi di Polda Metro Jaya, Senin (27/6).
Awi pun memaparkan lokasi bangku penonton saat itu, yang di mana Tribun Selatan tampak sepi. Sedangkan Tribun bawah hingga pintu VIP sampai muter gate Utara-Timur kondisi penuh.
"Penuh Tribun mulai dari di bawah pintu VIP sampai muter ke gate Utara-Timur. Itu penuh dan titik krusialnya daerah situ memang paling ramai. Pertandingan paling ramai di situ, mulai tribun VIP Barat, tapi Tribun Timur ke Selatan sepi dan atas kosong," ujarnya.
"Jadi kalau ditanya kita dilarang masuk, ya masuk yang mana? Ya kita kan mesti mengatur. Selama ini kita lakukan begitu dan kita lakukan persuasif," tambahnya.
Sementara disinggung apakah kerusuhan ada hubungannya dengan balas dendam akan kematian suporter The Jakmania, Fahreza, beberapa waktu lalu, Awi mengaku polisi masih menyelidiki.
"Sebenarnya perkiraan intelijen kita juga sudah mengetahui hal tersebut. Dalam artian kejadian itu kita verifikasi kemudian kita dapatkan faktanya di RS KKO bahwasanya terjadi perbedaan yang katanya infonya dipukul oleh polisi ternyata di RS KKO yang bersangkutan korban kecelakaan. Ada ketidak terbukaan jangan sampai polisi jadi kambing hitam lagi," ujarnya
"Karena fakta-fakta di lapangan tudak terjadi itu, bahwasanya almarhum Fahreza itu ke gate dua sudah sempoyongan, akhirnya kita tolong. Malah polisi yang menolong, bukan polisi yang mukulin. Fakta itu yang sampai sekarang belum kita temukan, apakah antar suporter itu kita tidak tahu. Sebenarnya yang dusta siapa? Kalau memang ada suporter Jakmania yang klaim pembunuhan, kami sampai sekarang belum menemukan pembunuhan itu," tutupnya.